CERPEN 4 (PAGEBLUG)
Sejak itu Presiden menghimbau agar rakyat waspada, berhati-hati, jangan panik, jagalah kebersihan, berperilaku hidup sehat. Himbauan tersebut ditanggapi biasa-biasa saja oleh warga, bahkan merasa percaya diri bahwa di Indonesia sudah punya pengalaman menangkal flu burung, flu unta dan ternyata berhasil selamat, karena punya benteng agama yang kuat. Seiring berjalannya waktu, media sosial mulai meramaikan pemberitaan. Dari pemberitaan itu ada yang benar dan ada yang bohong atau salah (HOAX). Dan seiring berjalannya waktu pulalah di kota-kota lain mulai ditemukan kasus-kasus corona seperti Bekasi, Jakarta, Bandung, Solo, Inilah yang kemudian menjadikan masyarakat mulai panik, ada rasa tidak percaya kepada pemerintah yang dinilai lamban dan tidak transparan kepada masyarakat. Menanggapi hal demikian Pemerintah mulai lebih serius walau masih lunak. dengan beberapa tindakan agar virus corona tidak menyebar semakin meluas. Selain himbauan seperti diatas pemerintah mengadakan program Tinggal dirumah sehingga pendidikan diliburkan atau belajar dirumah, Pegawai kerja dirumah. Hindari kerumunan orang banyak, sehingga kegiatan ibadah keagamaan, sholat jum’at, pengajian, kegiatan tablik, ibadah di gereja, pure sementara dilarang. Kegiatan hiburan, pesta-pesta, rapat pertemuan dilarang. Pembangunan rumah sakit baru, penambahan alat kesehatan oleh pemerintah dilakukan, bantuan langsung keuang kepada masyarakat yang terdampak.
Pada bulan April upaya pemerintah saat ini adalah pengetatan program Lock Douwn. Tinggal dirumah saja, dilarang kerumunan banyak orang, ditempat ibadah, disekolah, di hotel, resepsi pernikahan, rapat-rapat seminar, hiburan, tempat rekreasi, mall, pasar-2, batasi komunikasi langsung antar warga, melarang mudik atau perpindahan antar Negara, antar propisi, antar kabupaten dan antar kecamatan bahkan antar desa/kelurahan. Mengisolasi warga yang sakit, diduga sakit, ditempat tertentu yang sudah disiapkan. Semua usaha akan sia-sia bila tidak ada kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokoler kesehatan dari pemerintah.
Social distancing adalah mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain, mengurangi kontak tatap muka langsung. Langkah ini termasuk menghindari pergi ke tempat-tempat yang ramai dikunjungi, seperti supermarket, bioskop, dan stadion.
Karantina artinya hampir sama dengan isolasi, yakni membatasi seseorang agar tidak berinteraksi dengan orang lain. Bedanya, karantina digunakan untuk seseorang yang telah terpapar virus corona namun belum menunjukkan gejala sakit. Isolasi artinya tindakan pemisahan pasien berpenyakit menular dari orang lainnya. Istilah isolasi biasanya digunakan untuk seseorang yang telah menunjukkan gejala terinfeksi virus corona dan berpeluang untuk menginfeksi orang lain, sehingga perlu dipisahkan agar virus tidak menyebar.
Sampai kapan kondisi seperti ini akan berlangsung, ya sampai virus itu habis bisa dijinakkan dan tidak menular lagi kepada banyak orang. Pada dasarnya aturan pemerintah itu tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah, masyarakat juga ikut bertanggung jawab. Selama makin banyak orang tidak patuh pada aturan pemerintah semakin lama kondisi ini akan berlangsung. Jadi sebaiknya ikuti aturan pemerintah yang ada, dan berdo’a mohon ampunan dan diberi yang terbaik oleh Alloh swt itulah yang kita lakukan.
Data terkini per 21 April 2020 menurut data kementerian kesehatan, Positif corona sebanyak 7135 orang, 842 sembuh, 616 meninggal. 186.133 orang dalam pemantauan (ODP), 16.763 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), 34 provinsi, 257 kab kota. Padahal data sebelumnya tanggal 16/4/2020 5516 positif, 548 sembuh, 496 meninggal dunia. Diperkiraan pertambahan itu karena ada pergerakan perpindahan manusia, sehingga yang sebelumnya sehat-sehat saja bisa tertular, atau yang positif sakit dari daerah lain menambah jumlah dan menularkan kepada orang lain. Karena lamanya orang menderita karena tekanan keinginan bepergian keluar rumah, mencari rejeki, bosan orang menjadi tidak sabar dan masa bodoh.
Data terkini per 25 April 2020 menurut data kementerian Kesehatan, 206.911 ODP (orang dalam pemantauan) 19.084 PDP (pasien dalam pegawasan), di 34 Provinsi, 280 Kabupaten Kota. Positif Corona 8.607, Sembuh 1.042, Meninggal dunia 720 orang. Jumlah tidak hanya masyarakat biasa, ada petugas medis, ada juga petugas non medis petugas keamanan dll. Bandingkan data 4 hari lalu yakni tanggal 21 April 2020 menurut data kementerian kesehatan, Positif corona sebanyak 7135 orang, 842 sembuh, 616 meninggal. 186.133 orang dalam pemantauan (ODP), 16.763 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), 34 provinsi, 257 kab kota. Setiap hari kian bertambah.
Maka ada seseorang yang menulis, “Kalau memang kebersihan bisa mencegah Corona, mungkin Italia tidak akan menelan 135.000 orang, karena Italia termasuk Negara terbersih di Eropa. Kalau memang panas bisa membunuh Corona, mungkin Iran tidak akan menelan 67.000 orang karena Iran Negrara gurun yang panas. Kalau memang kehati-hatian bisa mencegah Corona, mungkin Pangeran Charles dan beberapa keluarga kerajaan terpapar Covid-19 karena hidupnya paling hatihati dan terjaga. Dan kalau memang orang yang cicnya, Paris kehilangan romsuek dan sembrono pada hidupnya pasti kena Corona, mungkin para pengamen jalanan, kuli-kuli kasar dan para pedagang di pasar tradisional sudah pada tersungkur semua.
Intinya Allah swt ingin menegur mau mengingatkan kepada penduduk dunia, karena kesombongan manusia, pada kelalaian manusia terhadap perintah dan larangan Nya, merusak keseimbangan dunia dengan semena-mena. Jika Allah berkehendak logika dan Teknologi tidak akan mampu melawannya. Coba perhatikan tiba-tiba Disney kehabisan magicnya, Paris kehilangan romantisnya, New York kota hingar bingarakhirnya sunyi sepi, Tembok Cina tak lagi menjadi benteng yang kokoh dan Mekkah yang berdesak-desakan mendadak kosong.
Perhatikan Firman Allah dalam QS An Nuur ayat 1 : Suurotun angzalnaahaa wa farodhnaahaa wa angzalnaa fiihaa aayaatim bayyinaatil la’allakum tazakkanruun. Artinya (Inilah suatu surah yang kami turunkan dan kami wajibkan menjalankan hukum-hukumnya dan kami turunkan didalamnya tanda-tanda kebesaran Allah yang jelas agar kamu ingat.
QS An Nuur ayat 42 : wa lillohi mulkus-samaawaati wal ‘ardhi, wa ‘ilallohil-mashiir. Artinya Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan Bumi, dan hanya kepada Allohlah kembali seluruh makhluk.
Perhatikan pula firman Alloh Qs Al A’rof ayat 96-99
Dalam kondisi seperti ini orang masih harus tetap SABAR, TAWAKAL, JANGAN PANIK, TETAP BERUSAHA UNTUK HIDUP, BEKERJASAMA DENGAN PEMERINTAH, TETAP BERDO’A MOHON AMPUN ATAS SEGALA KESALAHAN, MOHON YANG TERBAIK KEPADA ALLAH SWT.
Tanggal 24/4/2020 umat Islam melaksanakan ibadah puasa Romadhon 1441 H, Pada saat ini pandemic Covid-19 masih belum reda, bahkan justru semakin merebak kemana-mana. Penularan semakin meluas yang positif semakin banyak, karena kebanyakan Program pemerintah PSBB, lockdown, stay at home, yang diberlakukan semakin banyak di abaikan oleh masyarakat. Larangan bepergian keluar kota (mudik) dilanggar bahkan ada yang menggunakan berbagai cara, menipu memaksa petugas agar bisa lolos. Pelanggaran stay at home dilanggar, dengan berbagai alasan belanja, berdagang ke pasar, ke toko pakaian, makanan berjubel berdesak-desakan, Keinginan untuk beribadah romadhon di masjid.
Memang dalam melaksanakan ibadah di bulan romadhon terasa kurang pas karena adanya himbauan beribadah dirumah. Shalat taraweh dirumah, tadharus dibatasi jumlah pesertanya, shalat ied dirumah, Disini ada yang berani melanggar dengan dasar dalil tertentu, ada juga yang patuh karena ada dalil tertentu juga.
Ada suatu kejadian nyata di Jember Perumahan tertentu (tidak saya sebutkan), Ada seorang pemudik datang dari Goa Sulawesi yang terindikasi positif. Orang itu ikut berjamaah bahkan sesekali menjadi Imam sholat wajib lima waktu, di masjid perumahan tersebut. Dalam waktu tidak lama kurang lebih dua minggu jamaah di masjid itu di test swab, hasilnya dari 48 orang yang positif 24 orang. Mereka yang 24 orang itu segera dijemput oleh petugas rumah sakit Dr. Subandhi Jember, 11 orang melarikan diri, 13 orang berhasil dijemput dan diisolasi di rumah sakit. Di perumahan tersebut yang sebelumnya aman-aman dn bebas, sekarang diberlakukan penutupan secara ketat bagi warga untuk keluar maupun masuk, saling berkunjung ke tetangga, ke luar masuk perumahan tersebut benar-benar diisolasi demi memutus mata rantai penyebaran covid-19. Diperumahan sebelah perumahan kami, ada juga kejadian pemudik datang dari Surabaya, pulang kerumah orang tuanya, tidak lama kemudian orang tuanya yang sudah lansia meninggal dengan gejala seperti penderita covid-19. Kemudian satu keluarga termasuk si pemudik. Di Jember akhir-akhir ini semakin banyak yang terdeteksi positif, dan banyak OTG dan ternyata positif.
Dilingkungan perumahan kami pelasanaan sholat wajib lima waktu dan tarawih masih dilaksanakan berjamaah dimasjid. Namun pelaksanaan Sholat ied tidak diselenggarakan di masjid perumahan. Masyarakat sebagian ada yang berjamaah shalat Ied dirumah sebagian ada yang berjamaah di masjid lain. Karena masjid lain juga banyak yang melaksanakan. Suasana seperti ini selama hidupku baru sekarang ini saya alami. Biasanya suasana lebaran itu hingar bingar meriah, para tetangga saling berkunjung, anak-anak kecil unjung-unjung dan diberi angpao, saat ini sepi, hanya HP yang selalu bordering saling silaturahim. Bagi saya yang lansia dan kebetulan anak-cucu ngumpul dirumah, bisa menerima dengan legowo, tetapi anak-anak dan cucu-cucu yang masih kawula muda tentu ada hal yang kurang lengkap rasanya.
Entah kapan pandemi ini akan berakhir hanya Allahlah yang tahu. Awal berjangkitnya virus Covid-19 sejak awal Maret 2020 dari dua orang di Bogor. Saat ini sudah mencapai puluan ribu bahkan ratusan ribu yang positif dan yang meninggal secara nasional sudah kurang lebih 1300 orang. Akhir bulan mei 2020 kabarnya banyak yang sembuh, tetapi jumlah yang positif juga bertambah terus. Rumah sakit-rumah sakit penuh, dokter-2 dan perawat-2 semakin capek dan kewalahan baik secara mental dan fisik. Kami tahu bahwa para dokter dan perawat sangat menderita dan tertekan bahkan panik. Sebenarnya kami masyarakat awampun juga panik dan tertekan, sehingga efeknya bertingkah semaunya sendiri. Maafkan kami tetaplah semangat untuk tetap sama-sama Peduli.
Nah apa yang harus dilaksanakan, oleh masyarakat awam mari kita bantu para dokter dan perawat itu agar tetap semangat menangani pasien yang jumlahnya tak kunjung berkurang, dengan jalan patuhi protokoler kesehatan covid-19, menjaga kesehatan minum vitamin C dan E, menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah, dan tetap berdo’a agar diberi kesehatan dan virus covid 19 segera sirna dari Negara kita. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar