CERPEN KE 6 BUKU KUMPULAN CERPEN KE 3

 

(06)

KESURUPAN

Sunyoto Sutyono

 

Imana Ma’rufa sudah langganan hampir setiap hari ditidurkan di ruang BP. Kalau di kelas sedang mengikuti pelajaran tiba-tiba pingsan. Dia diangkat beramai-ramai oleh temannya sesama perempuan, ditidurkan di ruang BP ditunggui dua atau tiga orang teman yang pemberani.

Karena bila melihat orang berada disekelilingnya matanya terlihat mendelik, rahangnya terkatub giginya bersuara kerot-kerot, tubuhnya mengejang dan tenaganya tiba-tiba lebih kuat berlipat-lipat. Teman yang menunggu merasa takut terkadang ditinggalkan begitu saja di tempai itu. Dibiarkan bersama ibu Karsih dan pak Khoiry guru BP.

“Kamu siapa” tanya bu Karsih guru baru, terkejut ketika siswa itu menoleh sorot matanya menakutkan.

“Itu sudah langganan bu, namanya Imana Ma’rufa” pak Khoiry menjelaskan kemudian mendekati mereka berdua.

“Kamu siapa” tanya pak Khoiry dengan suara tegas dan berwibawa

“I..bro..him” jawab Imana dengan nada berat suara laki-laki. Bu Karsih tengkuknya meremang.

“Ibrohim, mana rumahmu!”

“Sumur tua!” dari mulut Imana. Maksudnya sumur dibelakang di pojok lingkungan sekolah.

“Jangan ganggu, Imana sedang belajar, pulanglah” perintah pak Khoiry

“Tidak dia tunanganku!” Ibrohim melalui mulut Imana. Pak khoiry memijat ibu jari kaki Imana sambal berdo’a. Imana menggeliat lalu berusaha melemas dia sadar. Namun kejadian selanjutnya bu Karsih yang sedari tadi ketakutan tiba-tiba pingsan tertelungkup di tempat tidur Imana yang sudah sadar.

Pak Khoiri minta Imana mengangkat bu Karsih ke tempat tidur. Lalu minta tolong Imana untuk memanggilkan bu Santi KTU dan pak Bukhori guru agama. Selama menunggu, bu Karsih berbicara sendiri dengan suara lelaki. Pak Khoiry memegang ibu jari kaki bu Karsih sambal berdo’a namun bu Karsih tetap bicara sendiri.

“Imana tunanganku, dia sudah bertukar cincin denganku di rumahnya di Asem Bagus. Kata bapaknya Imana boleh bertemu aku dimana saja kapan saja. Siapapun tidak boleh mengganggu hubunganku dengannya.” dari mulut bu Karsih mimik mukanya seram seperti Imana kalau kesurupan. Bu KTU dan pak Bukhori sudah datang, Imana disuruh Kembali ke kelas.

“Kamu siapa/” tanya pak Khoiry dan pak Bukhori bersamaan

“Ibrohim!” kata bu Karsih dengan suara laki-laki.

“Ibrohim yang tadi merasuki Imana pak” pak Khoiry menjelaskan. Pak Bukhori membaca do’a cukup lama, sambil menyuruh bu Santi (KTU) untuk memegangi kepala bu Karsih.”

“Aku terbakar, aku tidak kuat.” ucap bu Karsih lalu lemas mimik mukanya sudah normal Kembali alhamdulillah bu Karsih tersadar. Mereka berempat duduk di sofa ruang BP sambal berbincang,

“Bagaimana ceritanya, bu Karsih bisa tiba-tiba pingsan dan kesurupan tadi.” tanya bu Santi

“Ketika melihat Imana matanya mendelik kearahku aku sangat shock dan ketakutan. Apa lagi setelah Imana ditanya oleh pak Khoiry dan saya disuruh memegang ibu jari Imana, saya membayangkan seandainya saya yang dirasuki seperti itu. Saya semakin takut setelah  Imana sadar tiba-tiba kakiku lemas dan berusaha pegangan tempat tidur Imana lalu saya tak sadar.” cerita bu Karsih

“Itu artinya Ibrohim hanya ingin kenal dengan bu Karsih yang orang baru di sekolah ini. Disekolah ini sering kejadian seperti itu” pak Khoiry menghibur

“Bu Karsih jangan takut kepada setan, takutlah hanya kepada Allah, agar kita selamat.” pak Bukhori menenangkan hati bu Karsih.

“Terima kasih bapak-bapak dan bu Yanti. Sungguh ini merupakan pengalaman yang sangat mengejutkan dan menakutkan bagi saya.” kata bu Karsih

Itu masih belum seberapa bu. Tahun lalu pernah terjadi kesurupan masal di sini. Setan yang datang tidak hanya satu ada beberapa. Diantaranya mengaku dari Bali, dari gunung merapi, dari alas purwo. Mereka pada merasuki para siswa kelas dua belas yang sedang melaksanakan Istigotsah (do’a bersama).

Mulanya ada satu dua anak yang bermain-main berakting menangis sesunggukan lalu diikuti banyak anak pada sesenggukan dan menangis histeris. Di sekolah ini menjadi gempar. Banyak kyai dan dukun berdatangan untuk membantu menyembuhkan mereka yang sedang kesurupan. Semalam suntuk ketegangan terjadi di sekolah ini.

“Jangan menakuti dong pak, sekarang saya masih takut ” pinta bu Karsih

“Tetapi itu benar-benar terjadi lo bu” bu Yanti menegaskan.

”Ih serem ah, aku jadi tidak kerasan ditugaskan di sekolah ini. Aku ingin mengajukan pindah saja.” kata bu Karsih.

”Bu Karsih kan baru saja pindah ke sekolah ini, tidak mungkin bisa segera pindah begitu saja.” jelas bu Yanti KTU.

”Lalu bagaimana dong kalau saya ketakutan terus?”

”Minta tolonglah kepada Allah bu, dan jangan takut kepada setan, yang dirakuti itu hanya Allah.” Nasehat pak Bukhori

“Setan itu memang ada dan tugasnya menggoda manusia untuk dijadikan temannya. Jangankan kita orang biasa tidak bisa tergoda. Menurut riwayat di Al Qur’an nabi Adam dan Ibu Hawa istrinya saja bisa terbujuk rayuannya sehingga diusir dari Surga oleh Allah SWT turun ke dunia. Setan mohon kepada Allah SWT agar diperkenankan menggoda manusia untuk dijadikan temannya di Neraka kecuali mereka yang beriman kepada Allah.”kata pak Bukhori. (Snt)

Jember, 10 Agustus 2023.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERPUSTAKAAN KECIL DIRUMAH.

PUISI PERTAMA YANGLOLOS KURASI