CERPEN KE 5 BUKU KUMPULAN CERPEN KE 3
(05)
BERTEMAN
DENGAN SETAN
Sunyoto
Sutyono
Dia
itu pengetahuan agamanya luas, faham ayat-ayat al Qur’an dan Hadits, namun bila
marah pikiran dan logikanya berubah seratus persen. Seperti orang kesurupan setan dan tidak menggunakan akal
pikirannya sama sekali. Matanya merah, raut muka menyeramkan.
Dia puas kalau
sudah melampiaskan kemarahannya. Memukul, mencekik, memaki, membentak biasa dia
lakukan, itupun setelahnya tidak ada rasa penyesalan seperti tidak pernah
terjadi apa-apa.Seperti kejadian bulan lalu Ahmad Gazali bertengkar hebat
dengan istrinya Khoirun Nisya. Dan anaknya menjadi sasaran kemarahannya.
Awalnya dia datang dengan bail-baik ke rumah pak Rosadi
mertuanya dengan anak perempuannya Salsabila yang masih TK. Dia disuruh
istrinya untuk mengambil nasi kuning dan lauknya di rumah Ibu Rosadi. Kebetulan
hari itu peringatan maulud nabi di masjid. Mertuanya membuat nasi kuning untuk
dibawa ke masjid. Sementara menunggu masih disiapkan oleh ibu mertua, Gazali
dinasehati oleh ayah mertua.
“Katanya istrimu
sakit perut karena datang bulan tidak teratur, sudah sembuh?” ayah mertua
membuka pembicaraan.
“Sudah, Nisya itu
lebai pak, sakit gitu aja seperti sakit keras saja.” Jawab Gazali santai
“Eh jangan
menyepelekan sakit perutnya seorang wanita ya. Kamu ingat ketika bapak dan ibu
menunaikan ibadah haji. Istrimu pendarahan dan berakibat keguguran. Waktu itu
pada pagi hari istrimu sudah mengeluh kesakitan dan kau tidak menanggapi dengan
serius dan kau tinggal kerja begitu saja, ingat?”
“Iya pak saya ingat.”
Jawabnya lirih.
“Siangnya dia mulai
pendarahan, kemudian diantar adiknya ke rumah sakit naik sepeda motor. Karena
yang ada di rumah waktu itu hanya dia dan adiknya.!”
“Saya di telpon dan terus pulang pak!”
“Iya pulang, namun sudah terlambat, istrimu
sudah ada di rumah sakit di tangani dokter. Kalau terlambat maka istrimu bisa kehabisan darah dan
fatal akibatnya. Kehamilannya sudah tak bisa diselamatkan, nyawa istrimu
kemungkinan juga bisa melayang.”
“Ketika itu, istrimu
tengah hamil muda, putra pertama kalian. Entah kamu tahu atau tidak sehingga
kamu sebagai suami kurang menjaga kondisinya.”
“Iya pak.”
“Makanya jangan
sepelekan hal seperti itu lagi. Kita ini tidak faham penyakit, dalam hal ini
dokter kandungan yang tahu bagaimana-bagaimananya. Besok periksakan ke dokter
kandungan, Paling perlu biaya seratus lima puluh ribu belum termasuk obatnya.
Kalau takut mahal urus rujukan ke dokter keluarga, untuk bisa berobat ke rumah
sakit dengan biaya dari BPJS.”
“Ke dokter swasta
saja pak.” kata Gazali
“Gak masalah, yang
penting periksa dulu sehingga tahu bahaya tidaknya.” kata ayah mertua
Sementara itu ibu
mertua sudah selesai menyiapkan kotak nasi kuning dan Gazali langsung pamit
pulang bersama anaknya dengan tidak lupa mencium tangan mertua.
Sampai di rumahnya,
Dia marah-marah dan mengomel panjang lebar. kepada istrinya. Anak perempuannya
yang merengek minta nasi kuning dibentak keras sampai gemetar ketakutan.
Istrinya juga kaget. “ada apa tadi berangkat baik-baik, pulang-pulang kesetanan
begitu,” bisik istrinya dalam hati.
“Nda, kamu cerita apa
kepada orang tuamu. Hanya sakit perut gitu aja laporan pada orang tua. Biar
orang tuamu mengira bahwa saya tidak perhatian pada anak istri gitu tah!”
“Tidak saya tidak cerita apa-apa. Kan memang
benar, sejak kemarin malam saya mengeluh sakit perut karena M tidak teratur dan
keluar darah warnanya tidak wajar seperti biasanya. Mana kamu ambil inisiatif,
justru kamu bilang, heh lebay nda-nda.” kata Nisya istrinya.
“Kenapa kamu cerita tentang keguguran dulu itu,
sehingga bapak mertua menyalahkan saya, bilang kalau adikmu yang antar kamu ke
rumah sakit. Kamu nilpon, saya terus
datang, ke rumah sakit kan”
“Kan kenyataannya
memang begitu. Waktu itu yang ada hanya saya dan adik saya. kalau terlambat
dibawa ke rumah sakit mungkin saya sudah mati kesakitan dan kehabisan darah.”
Menanggapi perkataan
istrinya, dia merasa kalah, harga dirinya yang ingin selalu benar memberontak.
Istrinya di tempeleng mulutnya. Istrinya melawan, Gazali mengambil pisau dapur
entah untuk menakut-nakuti atau apa, namun istrinya nekat. Anak lelakinya yang
masih kelas empat SD itu ke dapur melihat ayahnya bertengkar dan membawa pisau
“Yah istighfar yah, istighfar, Ya Allah ayah.”
“Satriya, masuk kamar le, biar mama mati kalau
ayahmu memang tega mau bunuh mama.”
“Mama jangan dilayani
ma, dia itu setan Ma bukan ayah,” kata anak lelakinya. Satriya tetap tidak mau
meninggalkan mamanya sendirian dengan ayahnya. Adiknya Salsa menangis memeluk
mamanya.
“Ma kita ke rumah
kakek saja ma, tilpon kakek ma, minta dijemput. Minta tolong tetangga ya Ma?”
kata Satriya berani namun panik. Mama hanya diam tidak bereaksi, dia sudah
pasrah hidup matinya kepada Allah.
Demi melihat anak
kesayangannya Salsabila menangis merangkul mamanya dan melihat Satriya yang
akan minta tolong kakek dan tetangga, maka mata merah ayahnya kembali perlahan
kembali normal dan meneteskan air mata. Pisau yang dipegangnya dijatuhkan ke
lantai dan dia pergi ke kamar mandi membasuh muka dan berwudlu.
Peristiwa seperti itu
sudah berkali-kali terjadi dan disaksikan oleh anak-anaknya. Nisya dan
anak-anak pulang ke rumah orang tuanya. Hari itu juga bapak mertua melarang
Gazali untuk menemui Nisya dan anak-anaknya. Dia diusir pulang ke desanya.
selama tiga bulan, Kalau berubah maka boleh mengajukan rujuk kembali, atau sekalian cerai. Pada kenyataannya baru
dapat setengah bulan sudah tidak tahan. Dia datang, rindu dan ingin minta maaf
pada istri dan anak-anaknya. Bapak mertua tetap kukuh pendirian setelah tiga
bulan baru boleh ambil keputusan.
***
Kalau sedang normal
dia sangat baik, sayang pada istri dan anak-anaknya, dan kepada siapapun
baik. Bila sudah marah, dia seperti orang tidak waras, seperti orang kesetanan.
Cerita kakaknya,
sejak kecil Gazali dimanja oleh nenek. Sementara bapak dan ibu pergi mencari
nafkah ke luar negeri, di Mekah. Gazali kecil tidak pernah mau disalahkan,
apapun yang diperbuat selalu di benarkan oleh nenek. Ketika dia remaja dia suka
memanggil jin Baridin peliharaan buyutnya, dan kemudian dia berteman dengan jin
itu.
Selain itu dia suka
memakai cincin akik yang diyakini olehnya mempunyai kesaktian. Karena itulah
dia punya sifat songar dan berani dengan siapapun. Para tetangga dan
saudara-saudara di desa kelahirannya, mengatakan bahwa sejak menikah dengan
Nisya, Gazali itu sudah banyak berubah. Lebih pendiam, tidak sombong,
tidak arogan.
“Barangkali memang ada perubahan itu. Namun
orang yang berteman dengan jin akan terpengaruh sifatnya jin. Jin atau setan itu musuh nyata manusia dia mengajak
manusia ke neraka. Jangankan manusia biasa, Nabi Adam saja terbujuk dan
akhirnya diusir turun ke Dunia oleh Allah swt.” komentar pak Rosadi mertuanya.
(Snt)
Jember, 5/10/2023
Komentar
Posting Komentar