PUISI ELEGI ORANG PULAU
ELEGI
ORANG PULAU.
Rakyat biasa kini berduka,
harga-harga melambung sampai bubung.
Petani penghasil padi dan berbagai hasil tani
tak mampu dijual sesuai ekspektasi
Pendidikan anak nyaris terbengkalai.
Seperti bajak tanah berkarat hilang fungsi.
Hasil lautpun terkadang tak memadahi
Gelombang laut sering tak bersahabat dengan kami.
Memang sejengkal papan dan
sesuap makanan susah dicari.
Namun kami ingin tetap hidup damai di sini
Sementara sekelompok manusia
terpaksa pergi karena relokasi
Demi pembangunan entah untuk siapa
yang jelas bukan untuk kami.
Jasad nenek moyang telah terkubur lama
gentayangan penasaran di sini.
Kamipun lahir, beranak pinak dan
akan mati di tanah ini.
Tak adakah kata lain selain kata “harus pergi?”
Sungguh ironi nasib hamba
Secara defacto tanah ini milik kami
karena turun temurun rumah kami memang di sini.
Secara deyure seserpih bukti memang kami tak punya.
Tiba-tiba diminta pindah tempat baru, suasana beda
Asing dan membuat pusing tujuh keliling
Tanah leluhur hanya seluas piring
Harus tercerabut ke akar-akarnya selamanya.
Wahai penguasa dan siapa saja, jikapun tak mampu
mensejahterakan, biarkan kami hidup seadanya
asal jangan diusik ketenangan hidup sebagai orang
pulau.
Jember, 27/9/2023.
Komentar
Posting Komentar