Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

CERPEN HOROR "KUCING SILUMAN"

  KUCING SILUMAN. Sunyoto Sutyono   Sepulang dari rumah mbak Sakinah janda muda yang ada perhatian pada dirinya. Suwondo heran, si belang kelihatan aneh. Dia mengelus kepala kucing itu. Diluar dugaan belang meloncat kearahnya, mencakar tangannya sampai luka. Suwondo marah kepala belang dipukul dengan tangkai sapu ijuk dengan keras. Kucing belang mengerang keras   lalu terdiam. Suwondo menyesal, diamatinya kucing itu ternyata sudah tak bernyawa. “Kucing kesayanganku, teman satu-satunya di rumah ini. Maafkan telah kilaf sehingga menyebabkan kematianmu.” sesal Wondo. Setelah menguburkan kucing kesayangannya dengan baik, Suwondo mengunci pintu depan. Di luar rumah terang bulan purnama sayang hujan angin. Suara tetesan air di atap rumahnya gemerosak, menghipnotis mata Suwondo. Beberapa kali dia menguap, kemudian berusaha tidur. Matanya sulit dipejamkan, pikiran dipenuhi peristiwa kematian kucingnya. Antara sadar dan tidak, lamat-lamat   dia mendengar suara tangisan perempuan memiluk

geguritan jawa "NAFSU"

Gambar
  Negarane dewe lagi gonjang ganjing PEMILU curang, apapun alasanya tidak boleh di diamkan saja, harus diluruskan   NAFSU Sunyoto Sutyono   Ndungkap purnaning jejibahan Ana pepinginan nambah sesanggeman. Embuh bisa kelakone, awit ana paugeran Rawe-rawe rantas malang-malang tuntas.   Terak wae pager sing memalangi. Wong kadung milik nggendong lali Pikiran buteg, kuping budeg kebak leleteg Kadung kepenak lungguh emoh ngadeg.   Mbok yo wis, mudun ing papan becik kanti pratitis Percayaa wong liyane akeh kang winasis Sing sapa salah bakal seleh, Insyaa Allah tapak tilasmu bakal sinerat Ing watu tulis alapis emas pat likur karat   Jember 28/01/2024

PUISI "jODOHKU"

Gambar
  Januari 2024 Puisi saya “JODOHKU” terpilih untuk mengisi buku antologi puisi saya yang ke 14 “Pilih Repih” terbitan Mandala Penerbit.  JODOHKU. Sunyoto Sutyono   Engkau puisi, nyanyian merdu dalam hidupku. Engkau badai yang faham meluluhkanku. Sesekali menjelma matahari penghangat, bagai halimun penyejuk segala suasanaku. Dan kujatuh dalam pelukan kasih sayangmu.   Wahai juwita sederhana, kaya akan pesona Akhirnya engkaulah pilihan satu-satunya Menjadi sahabat, motivator jiwa raga. Menjadi istri dikala suka dan dalam duka. Bersyukur kau menerima cintaku apa adanya.   Ku juga mencintamu secara sederhana Kaulah pertama membuka relung rumit hatiku Kemudian bersemayam abadi di dalamnya Semoga pilihan nurani kami tidak keliru Berbunga rona bahagia beriring menua bersama.   Jember, 10/01/24

CERPEN "RENUNGAN MALAM"

Gambar
  Cerita dibawah ini ada di dalam buku  antologi ceper berjudul Gudang Peluru tersebut diatas. Silahkan di baca.  RENUNGAN MALAM Sunyoto Sutyono   Kek Darmo juru kunci makam, yang sosok tubuhnya dekil, wajahnya kotor dan horor kaget.   Dengan suara berat mendesah sedikit serak ”Siapa kalian?” “Kami siswa Pramuka sedang berkemah di lapangan itu kek.”   “Saya tahu maksud kalian kesini. Kalau ingin selamat beri sesajen ingkung ayam bakar, tumpeng nasi kuning. serahkan untuk di do’akan oleh juru kunci makam.” sinis kek Darmo,menyuruh kami kembali ke perkemahan. Lima anak pramuka yang iseng tersesat ke rumah juru kunci makam itu adalah, Mutmainah, Zahra, Lani, Julaika, Intan, kembali ke perkemahan, berlari meninggalkan makam. Belum sempat menyampaikan info itu kepada Pembina, keburu dimulainya apel sore dan kegiatan selanjutnya sesuai jadwal. *** Tengah malam kak Pandu, Pembina Perkemahan, memimpin renungan malam. Suasana sengaja dibuat sahdu,   khusuk, hening dan membuat bul