RESENSI BUKU KUMPULAN CERPEN

NAMAKU RIES
TELAH MEMBACA BUKU KUMPULAN CERPEN SERPIHAN KEHIDUPAN
KARYA SUNYOTO SUTYONO


Pertama saya baca cerpen SURAT CINTA UNTUK BU GURU.
saya membayangkan bahwa siswa saya setelah lulus dari sekolah dimana saya mengajar beberapa siswa juga seperti itu, walalu tidak ada yang mwnulis dalam bentuk surat, namun dituliskan lewat media sosial digital atau pesan elektronik. Jaman sekarang guru dan murid dapat mengikuti jejak dan kelanjutan kehidupan siswanya yang telah mengarungi kehidupan sebenarnya. Sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seorang guru dapat diingat, disapa hingga diberikan kabar terkini oleh mantan siswa 

Dari cerita Penulis Sunyoto sutyono tersebut dapat saya rasakan bagaimana masamnya bercampur bahagia tokoh bu Suhartini (Mantan guru) membaca dan mengetahui kabar terkini dari mantan siswanya yang mengaku bahwa dulu saat sekolah termasuk murid susah menangkap pelajaran.yaitu bernama Mistini.

Dia seorang sosok siswa bias disekolah dapat memotivasi dirinya dan siswa siswa lain yang mungkin saja bernasib sama. Hal tersebut menjadi luar biasa karena semangatnya tak putus asa saat disekolah maupun sampai dia berkeluarga dan memiliki anak satu. Dia harus tetap berkembang mengikuti perkembangan jaman karena tuntutan anaknya yang sedang bersekolah di TK Dengan terpksa Mistini harus belajar jadi guru harus mengerti internet demi membantu anaknya. Dia juga harus berjuang mencari tambahan nafkah demi membantu suaminya yang bekerja sebagai kuli batu. Dia tidak minder belajar melalui organisasi PKK, melali internet untuk membuat kue yang lumayan bisa dijual.

Menurut sat saya cerita ini menarik dan sangat menginspirasi baik bagi guru maupun siswa bagaimana guru bisa menenamkan semangat pantang menyerah kepada muridnya.

Cerpen ke dua berjudul DEPRESI.
Dalam kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian, kekuatan dan semangat hidupdalam kerasnya dunia.perlu dimiliki oleh setiap orang bahkan saat mereka anak-anak. Setiap orang tua menjadi pendamping anak dalam memperkuat iman sehingga mental anak tidak goyah oleh persoalan yang mungkin menurut anak tersebut adalag masalah yang besar.

Dengan mengajarkan kehidupan mandiri hingga memiliki semangat hidup. Dari cerita tersebut bisa digambarkan bahwa kedua putri pak Fuad lebih memiliki mental tangguh dari pada kakak pertamanya. Banyak faktor yang memang tidak saya kehui, karena penulis tidak menceritakan mengapa kakak pertamanya justru mengalami depresi.

Sejauh ini kedua cerita tersebut memiliki makna kehidupan yang jelas sangat baik. Jika boleh memberi saran mungkin bisa dikembangkan cerita itu dengan menerapkan struktur cerita tiga babak dalm cerita selanjutnya.

Terima kasih.
Ries.  


CATATAN :
Resensu ini aslinya dikirim lewat FB Sunyoto Sutyono dari fbnya Risky Erliani.
Terima kasih sudah menyempatkan menulis review untuk buku saya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN TENBOK CINA MAHA KARYA DUNIA.

PEMBERITAHUAN.

STUDI BANDING KE CINA (RRC)