CERNAK ISLAMI


                                           
MA, IQBAL SAYANG MAMA.

Sunyoto Sutyono.

 

Firman Allah:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya .....” 

(QS. Al Isra 17 : 23).

 

Iqbal  adalah seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI). Sejak TK A dia sekolah di yayasan La Tahzan, Saat ini dia duduk di kelas tiga, kelas unggulan atau Exellent. Iqbal termasuk anak yang bongsor.  Umur 9 tahun Tingginya 135 cm, berat badannya 34 kg. Kulitnya bersih kuning langsat seperti mamanya. Ganteng, cerdas, sedikit mbandel, sering ditunjuk mewakali sekolahnya dalam lomba tahfidz dan berbagai lomba lainnya. Selain di MI Iqbal mengaji di TPQ setiap hari senin sampai jum’at sebelum Ashar sampai menjelang maghrib.

Dia biasa bangun pagi-pagi, shalat shubuh berjama’ah bersama Ayah dan Mamanya. Kalau Ayah sedang ke luar kota, Iqbal menjadi Imam shalat berjama’ah dengan mama. Selesai sholat mama langsung bekerja di dapur menyiapkan sarapan untuk keluarga dan menyiapkan keperluan sekolah anak lelakinya. Seragamnya, isi tas sekolah, buku alat tulisnya, sepatu, kopiah, bekal makanan dan minuman disiapkan oleh Mama. Iqbal berangkat kesekolah pagi-pagi karena harus mengikuti jama’ah shalat dhuha sebelum jam pertama sekolah dimulai. Sementara mama sibuk Iqbal membantu melaksanakan tugas rutinnya.

“Bal.” panggil Mama dari dapur

Dalem Ma.” jawabnya dalam bahasa Jawa halus

“Sajadah dan sarungnya sudah dirapikan, lantai sudah disapu?”

“Iya Ma.” Iqbal mengambil sapu. Kamar mama, kamarnya sendiri, ruang tamu, ruang depan di sapu dengan cepat.

“Iqbal, sudah selesai menyapunya?”

“Sudah Ma.”

Mama sudah menyiapkan di meja makan nasi goreng, telur ceplok, irisan mentimun, segelas susu dan segelas air.

“Baal, cepat mandinya. Segera sarapan ini jam berapa?” teriak mama.

“Iya Ma,” Iqbal cepat ke kamarnya, ganti baju seragam sekolah lengkap, sisir rambut, bergegas menuju meja makan..Ayah memanasi mesin sepeda motor mama di teras rumah.

“Yaaah, kopinya” sambil teriak mama menghidangkan segelas kopi.

“Ya taruh di meja ruang tamu.” 

Ayah menghampiri meja, menyeruput sedikit kopi panasnya. lalu menyiapkan berkas kerjanya. Hari ini Ayah bertugas ke luar kota. Pulangnya besok hari jum’at sore. Selesai makan dan minum susu Iqbal mencuci piring dan gelasnya. Lalu bergegas  mengenakan sepatu mencangklong tas sekolahnya. Dengan mengucap basmallah dia berangkat sekolah di antar mama.

***

 Dari rumah hanya memerlukan 15 menit bersepedah motor sudah sampai di sekolah. Mama harus bekerja ekstra cepat dan keras, karena tidak punya pembantu rumah tangga. Sampai di sekolah, pintu gerbang hampir ditutup. Iqbal mencium punggung tangan mama

“Assalamu ‘alaikum Ma.” ia segera lari menuju musholla sekolah.

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,” mama memandangi  anak laki-lakinya sampai menghilang di kerumunan murid-murid lainnya. Lalu meninggalkan area sekolah bergegas pulang.

Sampai rumah, Ayah masih mandi, adik masih tidur. Mama menyiapkan baju seragam kerja ayah dan menyajikan sarapan nasi pecel di meja makan.

“Yah sarapan!” Pak Ramadhan segera menuju ke meja makan berdo’a sebelum makan di aamiini oleh istrinya lalu makan bersama. Sambil berbincang tidak terasa waktu sudah setengah delapan pagi  Ayah segera siap-siap berangkat kerja. Hari ini senin jadwalnya keluar kota. Mama mencium punggung tangan suaminya. Ayah mencium kening istrinya.

 “Assalamu ‘alaikum. (Semoga keselamatan diberikan atasmu)

"Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh." (Dan semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahannya terlimpah juga kepada kalian.)

***

Setelah menjemput Iqbal dan adiknya dari TPQ, mama terus tidur sampai maghrib. Iqbal membangunkannya. Mama hanya diam tidak mau bangun. Dipegangnya dahi dan pipinya panas. Iqbal shalat maghrib sendirian tidak khusuk karena panik,

“Telepon Uti Mas.” usul adiknya. Iqbal mencoba menilpon tidak ada jawaban. Minta tolong tetangganya, bu Wiji perawat rumah sakit tidak ada, Adik punya ide menempelkan handuk basah di kepala mama. Mama sadar.

“Ma maafkan Iqbal, mama sakit apa?” bisiknya di telinga mama. Mama merangkul kedua anaknya. (Snt)

 

Jember, 29 April 2023.

 

 

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN TENBOK CINA MAHA KARYA DUNIA.

PEMBERITAHUAN.

STUDI BANDING KE CINA (RRC)