ANTOLOGI CERPEN.




POHON KECIL

oleh pak Nyoto

 

Ibarat pohon dia bertumbuh dan berkembang. Angga itu anaknya super aktif, ramah mudah kenal siapa saja. Suatu hari diajak Akung dan Utinya ke Bank. Sejak pagi Bank ramai para pensiunan. Sementara utinya antri ke kasir, Akung njagain cucunya. Ada saja tingkahnya, pokoknya melelahkan. Baru mau diam anteng, kalau dibolehkan lihat HP. Dia senang sekali lihat game perang-perangan, ada tembak menembak, ada tank, ada mobil tentara mengangkut prajurit pokoknya suasana perang.

            Saat ini dia masih TK nol kecil. Katanya, cita-citanya ingin jadi Tentara. Padahal dia takut bila melihat tentara berseragam doreng. Dibalik ketakutannya, rupanya dia suka memperhatikan, pak tentara, polisi atau satpam.

“Kung pak tentara itu, kok tidak membawa tembak?” ketika melihat tentara yang sedang mengantri di Bank itu.

“Ya tidak, kan disini aman, itu ada pak satpamnya” jawab akung

“Lho Satpam kan kalah kalau perang dengan pak tentara?”

“Tidak. Karena pak satpam adalah sahabat pak tentara dan pak polisi. Jadi tidak perang” Jawab akungnya lagi. Kebetulan pak tentara yang duduk di kursi sederet dengan Angga dua kursi disebelah kanannya, mendengar lalu tersenyum. Angga takut, pegangan tangan akungnya.

            Angga itu anaknya kritis, suka berdebat walau dia masih kecil. Mungkin karena sering melihat film kartun makanya dia pandai bicara. Terkadang kata-katanya melebihi anak  sebayanya. Ustadahnya juga mengatakan begitu. Angga lari ke utinya yang sedang mengantri didepan kasir, dia bisik-bisik ke utinya. Dia kembali duduk dekat akung dengan membawa HP  utinya. Hanya sebentar di lihat sudah di berikan akungnya, rupanya dia tidak selera, HP uti tidak ada game perangnya. Untuk mengalihkan perhatiannya, Akung bertanya.

“Besok kalau sudah besar Angga ingin jadi apa sih?”

“Angga kan sudah bilang Kung, kok akung lupa?” dia balik bertanya

“Oh iya ya..... ingin jadi tentara, kenapa ?

“Tentara itu keren, selalu menang kalau perang atau berkelai. Angga masih kecil disalah-salahin oleh Eric, Farhan dan Erlang disekolah, hanya diam karena Eric temannya banyak.”

“Oh begitu?”

“Tentara saja.” jawab Angga tegas

“Kenapa disalahin, apa Angga tidak punya teman?”

“Teman Angga banyak ceweknya  Kung, jadi selalu kalah dengan mereka. Eric itu seperti raja temannya banyak.” nadanya kesal.

“Ya sudah, lain kali disekolah, dengan semua teman, tidak boleh bertengkar”

Uti sudah selesai, sekarang pulang. Dipintu keluar, pak tentara yang tadi, menyapa sambil menggamit tanggan Angga.”halo diik.”

“Tiiiiii, takuuuut” Angga menjerit, bikin kaget semua orang.

Bisa ingatkah bahwa dahulu dia adalah pohon kecil dalam dunia yang kecil dan sempit, kemudian bertumbuh berkembang menjadi pohon besar yang tinggi?” (Snt)

***

Jember 17 Juni 2022

Cerita Ini diikutkan antologi flashfiction Gol A Gong.

                                     Telah diterbitkan sebagai Buku Antologi September 2022 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN TENBOK CINA MAHA KARYA DUNIA.

PEMBERITAHUAN.

STUDI BANDING KE CINA (RRC)