36 TH BERKARIR DI PENDIDIKAN (BAB VI PENUTUP)
BAB VI
PENUTUP
4.1. Kesimpulan.
Ada kegelisahan
kegalauan ketika seseorang memasuki masa pensiun. Bahkan ada yang sampai
mengalami stress (Post Power Sendrum). Ada ketakutan-ketakutan berlebihan yang
sebenarnya tidak harus terjadi seperti itu. Semua ada waktunya, bersabar dan
senantiasa bersabarlah.
Dalam menyikapi masa
pensiun saya biasa saja, karena memang sudah waktunya. Secara formal sudah
cukup pengabdian saya di pendidikan sejak tahun 1981-2014 (33 tahun) Kalau kini
umurku mei 2020 sudah mencapai 66 tahun, berarti sudah separuh dari perjalan
hidup saya mengabdi di Pendidikan. Banyak pengetahuan dan pengalaman suka duka
kami alami. Secara keseluruhan saya merasa banyak suka dibanding duka, walau
secara Materi, saya termasuk tidak punya, tetapi kata orang saya kaya, kaya
hati. Alhamdulillah, saya, istri, dan anak-anak bisa menerima dengan iklash dan
bersyukur atas segala nikmat yang sudah diberikan.
Pada prinsipnya saya
tak menolak jabatan apapun yang datang, saya tak pernah meminta. Saya juga tak
pernah memilih apapun jabatannya, bila sudah datang amanah itu, saya berusaha
melaksanakan amanah itu sebaik-baiknya dan berusaha tidak mengecewakan si
pemberi amanah itu.
Pada prinsipnya kalau
saya bisa, diminta atau tidak kalau sifatnya membangun kearah lebih baik saya
akan bantu semampu saya. Masalah rejeki saya tidak pernah menghitung, berapapun
itu kalau hak saya, saya terima. Sebagai manusia biasa saya punya keinginan
berjalan dijalan lurus, namun ada saja godaan yang terkadang sulit dihindari.
Tetapi sungguh saya berusaha maksimal untuk tetap berjalan di jalan Lurus Nya.
Saya merasa enjoy
dalam bekerja karena saya menikmati seni, seni itu indah. Jadi dikala bekerja
saya menyukai pekerjaan saya karena sesuai hoby saya yaitu dibidang seni.
MIsalnya mengalami masalah kesulitan, ya itulah seninya dalam bekerja
menyelesaikan masalah yang ada. Sebaliknya saya merasa enjoy kalau pekerjaan
lancar tidak ada hambatan. Saya tidak lari dari kesulitan tetapi saya berusaha
keras menyelesaikan. Saya suka dengan pesan Presiden Soekarno kira-kira seperti
ini “Kalau ingin maju, ada batu kerikil, riak-riak sedikit, itu biasa” lain
dengan kata-kata Presiden Soeharto “untuk maju maka kondisi harus adem, ayem,
tentrem, kerto raharjo” Dalam memipin sekolah
saya mengambil jalan tengah sesuai situasi dan kondisinya.
Bila dalam kodisi
buruk maka peganglah yang baik dulu dan pertahankan erat-erat kebaikan itu,
kalu sulit maka abaikan keburukan demi mepertahankan yang baik. Sambil berdo’a
mohon petunjuk, monon perlindungan, mohon agar yang baik selalu menjadi
pemenang.
Komunikasikan dengan
jelas apa, bagaimana, kapan oleh siapa, dimana tentag suatu program yang akan
dilaksanakan kepada sebagian besar atau seluruh warga seklah. Ada pro dan
kontra itu biasa, kalau sebagian besar menyetujui program insyaa Allah lancar,
kalau sedikit yang setuju bukan berarti harus mundur, hanya saja insyaa Allah
akan ada tantangan dan hambatan.
Berpikir positif dan
kreatif dalam berbagai hal, tenang dan sabar dalam menghadapi masalah,
Berpenampilan menarik, berperilaku riang gembira dan santun, murah senyum, dan
bertutur kata lembut penuh hormat. Orang jawa bilang “Ajining diri gumantung
soko lati, ajining raga soko busono”
6.2. Kesan dan
Pesan
Kesan setelah menulis buku
ini saya merasa senang karena setidaknya apa yang pernah saya kerjakan selama mengabdi
di Pendidikan dapat saya sampaikan kepada orang lain. Sayang sekali saya tidak bisa
menampilkan foto-foto ketika saya melakukan kegiatan disana yang bisa melengkapi
cerita saya karena sebagian besar foto yang kami punya waktu itu tersimpan di disc
laptop dan komputer PC yang akhirnya blank tidak bisa dibuka.
Pesan jangan lupakan sejarah,
karena semaju apapun sekarang, itu pasti dimulai dari peristiwa terdahulu. Sementara
Jejak jejak langkah yang duhulu sudah banyak yang hilang tak berbekas tertutup oleh
kemajuan terkini. Menghargai perjuangan para pendahulu itu insya Allah merupakan
perbuatan mulia.
00000
Komentar
Posting Komentar