CERPEN"'MENGEJAR AKHERAT"
MENGEJAR
AKHERAT.
pak
sunyoto
firman Allah QS Ar Ruum (30):30
fa aqim waj-haka lid-diini haniifaa, fitrhotallohhillatii
fathoron-nasa’alaihaa laa tabdiila likholqillaah zaalikad-diinul qoyyimu wa
laakinna aksaron-naasi laa ya’lamuun. (Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam) sesuai fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.Tidak ada
perubahan pada ciptaan Allah itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui)
Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori-Muslim
kullu mauludin yuladu ‘alaafitroti, faabawaahu yuhawadaanihi
auyunash-sharanihi (“Setiap manusia
yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi atau Nasrani (HR Bukhori-Muslim).
Menurut keterangan al Qur’an dan Sunah Rasull diatas, sesungguhnya
fitrah manusia sejak lahir adalah beragama Islam. Oleh karena itu, sudah
seharusnya saya mempelajari, kemudian melaksanakan agama Islam paling tidak
sejak berumur tujuh tahun. Pelajaran agama
islam saya peroleh utamanya disekolah umum sejak SD sampai perguruan tinggi.
Selainnya diperoleh dari tauziah para pendakwah agama di masjid, atau di
forum-forum tertentu, misalnya peringatan hari besar agama, di pesta perkawinan
Belum pernah saya memperdalam agama
dengan cara mondok di pondok pesantren, atau sekolah agama.
Sampai saatnya kudapat momentum fokus untuk berhijrah. Dimulai
sejak saya diangkat menjadi GURU PNS tahun 1981. Tahun itu usia saya sudah
menginjak 27 tahun. Alhamdulillah ketika menulis ini (2020) umur saya sudah 66
tahun. maka perjalanan hidup saya hampir separoh perjalanan. Saya merasa
perjalanan yang telah berlalu itu masih lebih fokus untuk hura-hura mengejar
kesenangan dunia. Kini sudah waktunya mengubah kiblat perjalanan, yaitu untuk
mengejar kehidupan hakiki, yaitu kehidupan akhirat. Tentunya tidak mungkin
sepenuhnya meninggalkan kehidupan dunia karena saya masih hidup didunia. Pada dasarnya
kehidupan dunia yang sebentar itu sebenarnya untuk menyiapkan kehidupan di
akherat yang kekal.
mang kaanaa
yuriidul-‘aajilata ‘ajjalnaa lahuu fiihaa maa nasyaaaa’u liman nuriidu summa
ja’alnaa lahuu jahannam, yashlaahaa mazmuumam ma-huuroo (18) wa man
aroodal-aakhirota wa sa’aalahaa sa’yahaa wa huwa mu’minung fa ulaaa’ika kaana
sa’yuhum masykuuroo(19)
Barangsiapa
menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka akan disegerakan baginya di dunia
itu apa yang kami kehendaki dan kami tentukan baginya neraka jahanam, ia akan
memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki
kehidupan akhirat dan berusaha kearah itu dengan sungguh-sungguh sedang dia
adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan
baik
(QS AL ISRA’(17):
18-19)
Kehidupan baru seperti apa yang dimaksud ? yah kira-kira seperti yang difirmankan Allah diatas yaitu kehidupan yang bukan hanya hura-hura kesenangan dunia semata, kehidupan akhirat harus di upayakan mulai dari sekarang. Kebiasaan lama yang kurang syar’i sedikit demi sedikit diperbaiki, sementara yang sudah syar’i dipertahankan. Dimulai dari yang kecil-kecil sekalipun, misalnya kalau makan membiasakan, sebelum mulai menyendok makanan suapan pertama kali, paling tidak mengucapkan Bismillahi rrohmanirrohim kalau selesai setelah sendokan terakhir paling tidak mengucapkan Alhamdulillah. Kalau mau pergi atau pulang kerumah mengucapkan salam, bertemu teman mengucapkan salam. Awalnya keky dan sering lupa lama-lama setelah terbiasa justru ada yang janggal bila tidak melakukan itu.
Berupaya
sholat lima waktu dan tepat waktu, paling tidak sholat wajibnya, dzikir dan doa
permohonan agar diberi hidayah untuk menjadi lebih baik. Berupaya keras untuk
bangun pagi agar sholat shubuhnya tidak kesiangan, bekerja mengajar diupayakan
sebaik-baiknya sesuai aturan kerja yang ada, sebagai perwujudan melaksanakan
amanah. Kehidupan yang bernilai ibadah yang dapat membuat Allah Ridho, Allah
senang. Sholatku, ibadah nusukku, aktivitas hidup dan matiku untuk Allah
semata. Kira-kira itulah yang saya ingin kerjakan semaksimal mungkin
Untuk
hijrah menjadi orang yang lebih baik, bertaqwa dan beriman seperti itu, bukan
perkara mudah dan berjalan mulus begitu saja. Godaan, cobaan, tentu masih ada
dan terkadang susah dihindari, misal sesekali marah, membenci, berbohong,
sombong, menggunjing malas, secara sengaja atau tidak penyakit hati seperti itu
terjadi juga.
Allah berfirman
QS AL Ankabut (29
):2
a hasiban nasuu
ay yutrokuuu ay yaquuluuu aamanna wa hum laa yuftanuun
Apakah manusia
mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan “Kami telah
beriman” dan mereka tidak diuji.
QS Al Anbiya’ (21
) : 35
kullu nafsing dzaaa
‘iqotul mauut wa nabluukum bisy syarri wal khoiri fitnah wa ilainaa
turja’uun
Setiap yang
bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami.
Saya percaya bahwa segala sesuatu itu akan terjadi hanya karena idzin Allah semata. Seperti dijelaskan dalam firman Allah
QS Al An’am (6)
: 59 sebagai berikut :
wa‘ingdahuu mafaatihul-ghoibi
laa ya’ lamuhaaa illaa huw, waya’ lamu maa fil-barri wal-bahr \, wa maa
tasquthu miw waroqotin illaa ya’lamuhaa wa laa habbating fii zulumaatil ardhi
wa laa rothbiw wa laa yaabisin illaa fii kitaabin mubiin
Dan kunci-kunci
semua yang goib ada pada Nya tidak ada yang mengetahui selain Dia.
Dia mengetahui
apa yang ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yang gugur yang
tidak diketahui Nya. Tidak ada sebiji butirpun dalam kegelapan bumi dan tidak
pula sesuatu yang basah atau yang kering yang tidak tertulis dalam kitab yang
nyata (Lauh mahfuzh)
Marilah kita kembali kemasa kecil saya dulu, bayangkan perjalanan hidup saya dulu seperti apa. Dulu saya sendiri, mungkin juga orang tuaku dan orang-orang disekitarku berfikir, bahwa dengan menempuh pendidikan umum itu sudah cukup untuk mengejar sukses dalam kehidupan. Sukses itu menurut pendapat umum adalah sukses dunia. Hidup berkecukupan harta benda, menjadi orang terpandang di masyarakat. Dan itu menurutku sebagian besar sudah kudapatkan, Paling tidak. bisa hidup cukup walau tidak berkelebihan, punya jabatan walau bukan jabatan tinggi. Tetapi dalam perjalanan waktu sejalan dengan bertambahnya usia semakin banyaknya pengalaman kehidupan, terasa ada yang kurang dalam perjalanan hidup ini.
Kemudian atas kemauan saya sendiri dan hasil belajar agama di sekolah (SD), saya melakukan ibadah shalat dan puasa wajib, dan masih bolong-bolong. Dalam hal demikian, orang tua tidak menegor, karena keseharian dirumah. setahu saya mereka juga tidak sholat secara rutin. Selain belajar agama di sekolah, sewaktu kelas 5, juga pernah belajar mengaji di langgar pak Rochmat. Sebetulnya saya ingin bisa membaca al Qur’an. Tetapi karena hanya ikut-ikutan teman, maka ketika teman hanya sebentar sudah pada bubar, sayapun ikut berhenti mengaji. ternyata Teman-teman dipelopori Pardi, hanya alasan untuk pdkt dengan Rukmini putri pak Rri dan mbahochmad yang sebetulnya teman sekelasku juga di SD Dongko 1. Ada saja cara Pardi untuk bisa betemu Rukmini. Tetapi pak Rochmad sering memergoki Pardi, sampai akhirnya melarang rukmini keluar dari rumah menemuai anak-anak mengaji itu.
Lalu
saya pindah sekolah di trenggalek, pindah lagi ke Kediri, kemudian ke Surabaya,
lalu menetap di Kraksaan. semuanya terjadi karena idzin Allah. Pasang surutnya
iman saya dari masa kemasa itu saya pikir juga tidak terlepas dari campur tangan Allah. Alhamdulillah kalau
sekarang mencoba hidup lebih baik lebih mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulnya
itu juga merupakan Hidayah dari Allah SWT. Allah menetapkan saya hidup
dilingkungan beragama yang baik itu juga Hidayah Allah SWT. Betapa kerasnyapun
saya berusaha kalau tanpa diberikan jalan oleh Nya maka tidak akan pernah
sampai pada apa yang kuinginkan.
Alhamdilillah
kehidupan saya mulai teratur. Punya penghasilan tetap, bisa ibadah dengan baik,
bisa membantu sedikit biaya sekolah adik-adik, diterima dengan baik dilingkungan
masyarakat. Kini ada satu ganjalan dalam
kehidupanku yaitu belum dapat membahagiakan ibu karena saya belum berumah
tangga. Entah mengapa, saya sering melamun, ingin punya istri anak tunggal dari
keluarga janda. Saya sendiri tidak mengerti mengapa saya berpikir demikian.
Kembali lagi mungkin itulah jalan yang dibrikan Allah untuk saya.
Perlu
diketahui bahwa saya kost di dua tempat. Pertama kali saya datang di Kraksaan
dicarikan tempat kost oleh Mas Purnomo KTU di SMEAN Kraksaan kost dirumah bu
Diran hanya kost makan saja, tidak menyediakan kamar untuk kost tidur. Lalu
dicarikan kost hanya tidurnya saja oleh pak Machfud teman guru, dapat di
tetangga rumahnya. Tempat kost keduanya beda kelurahan yang tempatnya agak
berjauhan. Tetapi karena saya punya sepeda motor, maka demi tidak mengecewakan
teman maka keduanya saya terima. Setelah berjalan beberapa bulan, suatu hari
saya jatuh sakit flu berat. Ibu kost saya yang satu mengambil inisiatif untuk
mencarikan tempat makan yang dekat, kasihan saya sakit masih harus pergi makan
kerumah kost satunya atau terkadang saya tidak makan karena malas pergi.
Akhirnya
selama masih sakit, saya di titipkan untuk makan dirumah keluarga Bu Said,
tetangga depan rumah kost saya. Dirumah itu hanya ada Bu Said dan putri
tunggalnya sekolah di SMA Negeri Kraksaan. Beberapa hari saya sakit dan setelah
sehat, pak Machfud teman guru itu menyarankan sebaiknya saya pindah saja kost
makan dirumah bu Said itu. Dan sambil bergurau di menyarankan kalau perlu
pindah kost tidurnya sekalian kerumah bu Said, toh rumahnya besar dan
penghuninya hanya dua orang, wanita semua. Siapa tahu berjodoh pula dengan
putrinya bu Said. Gurauan pak Machfud itu tidak kutanggapi serius karena rasanya
masih trauma putus cinta seperti saat dusrabaya dulu, kehidupan yang mulai
tertata bisa rusak lagi semuanya.
Pernah
suatu hari pikiran lama jauh-jauh sebelum saya kost makan dirumah keluarga bu
Said itu timbul kembali. Tiba-tiba saya melamun berfikir dan mengatakan pada
diri sendiri “Kalau Allah idzinkan, saya ingin punya istri anak tunggal, putri
seorang janda” Tenyata lamunan yang
terucap itu menjadi kenyataan. Tahun 1983 jatuh cinta dengan nona Efi Alfiah.
Setelah dia lulus SMA bu Said meminta agar bila serius segera saja melamar
anaknya. Tidak enak dengan omongan tetangga. Saya kabarkan kepada orang tua di
trenggalek, kuceritakan tentang dirinya dan diriku yang sudah sama-sama setuju
untuk membangun balai rumah tangga. Bapak ibu juga setuju, untuk melamarnya.
Saya menikah dengan putri Bu Said seorang janda yang almarhum suaminya seorang
pensiunan POLRI. Saya menganggap bahwa itu terjadi karena takdir Allah. Seperti
halnya ketika saya akhirnya mendapat tugas menjadi Guru PNS di Kraksaan, itu
juga saya yakin karena takdir Allah.
Setelah menikah dengan Nona Efi Alfiah putri Bu Said, perjalanan keimanan saya semakin meningkat. Keinginan masa kecil yang tertunda, dapat mengaji membaca Al Qur’an kesampaian. Saya terpacu untuk bisa mengaji karena malu, istri saya lancar sekali mengajinya. Dia sejak kecil mengaji di Musholla Ustad Pomo, makanya mengajinya lancar. Sementara saya masih belum bisa membaca sama sekali huruf araf. Secara sembunyi-sembunyi saya belajar otodidak dari buku tuntunan membaca al qur’an. Mulai dari mengenal huruf araf cara membacanya mengenal harqat, menggandeng hruf dengan susah payah saya pelajari sendiri. Beberapa waktu lamanya sampai saya anggap percaya diri baru saya minta bantuan istri memandu mengajarinya membaca kitab Al Qur’an. Maklum belajarnya sudah umur tiga puluhan maka kepasihan lafadnya, makhrodnya terkadang mangalami kesulitan. Kalau sering dibetulkan ketika saya membaca lalu saya marah pada istri yang ikhlas mengajarinya. Setelah lumayan lancar saya memberanikan diri mengaji satu ayat di pengajian. Biasanya kalau mengaji di pengajian teman-teman membaca satu mikra’, saya hanya membaca surat-surat pendek. Itupun saya sudah merasa sangat senang dan bangga sekali. Seiring berjalannya waktu, mengaji saya semakin lancar dan fasih, saya sesekali memberanikan diri menjadi imam jama’ah shalat wajib di Musholla belakang rumah. Mengurus pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dari warga sekitar mushollah dan anggota pengajian merupakan pengalaman tersendiri dalam pengamalan agama islam bagi saya. Ilmu agama semakin banyak saya ketahui kare
na aktif di pengajian RW, takmir musholla al Aamiin. Selama
tahun 1981-1997 berdomisili di Kraksaan dan tahun 1997-1999 di Situbondo
berbagai kegiatan agama islam semakin kental dan semakin khusu; kami lakukan.
Dilain fihak masalah keluarga, masalah pekerjaan juga mengalami berbagai
cobaan. Hal demikian seperti dinyatakan dalam QS AL Ankabut (29
):2 dan QS Al Anbiya’ (21 ) : 35 diatas.
Tahun
2000 saya pindah tugas menjadi kepala sekolah di Jember. Kami pindah sekeluarga
(istri, anak-anak, ibu mertua) semua ke Jember. Pepatah mengatakan “semakin
tinggi pohonnya semakin kuat angin menerpanya” Demikian jugalah selaku kepala
keluarga yang saya rasakan. Dibidang ekonomi, jabatan, pekerjaan, keluarga, dan
tentu keimanan, semua mendapatkan cobaan. Seperti dijelaskan dalam firman Allah
swt,
QS Al Baqoroh
(2) : 155
wa
lanabluwannakum bisyai’im minal khoufi wal-juu’I wa naqshim minal amwaali
wal-angfusi was-samaroot, wa basysyirish-shoobiriin.
Dan kami pasti
akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa,
dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang sabar.
Tahun
2000-2010 Kejadian seperti dalam surat itu benar-benar terjadi pada diri saya
diawal perpindahan tugas saya di Jember. Dalam kepanikan dan ketakutan ilmu agama yang sudah saya pelajari dan ilmu
silat tenaga dalam Margaluyu saya gunakan sebagai andalan penuh kepasrahan demi
mencapai keselamatan dan ketenangan. Rupanya masih tak mampu, sampai-sampai
akhirnya saya pergi ke dukun. Tetap saja hati tidak tentram, kerja tidak
tenang, ibadah, doa rasanya tidak terjawab tidak bisa khusu’. Entah bagaimana
awalnya tiba-tiba saya kenal dengan teman bernama Pak Yusuf. Dia Kepala SD Mbiting rumahnya
Arjasa depan perumahan Panji laras. Dialah yang mengenalkan saya dengan ibadah
tarekat Naksabandiyah. Saya coba ikut ke giatan dzikir Naksabandhiyah untuk
mendekatkan diri kepada Nya. Segala amalan ibadahnya saya ikuti mulai dari
pembaiatan pertama kali sampai ikut shuluk 1, sekitar dua atau tiga tahunan saya tenggelam
dalam lautan dzikir itu. Sebenarnya Ada rasa kedamaian disana, ketika dalam
kegelapan ruang lingkaran dzikir, suara gemericik batu hitungan dzikir dan
suara gemericiknya butiran-butiran tasbih, dan lantunan ribuan kalimat
Allah-Allah, menghipnotis hati yang sedang gundah menjadi tenteram. Dalam
kesabaran saya berserah diri tetap menyandarkan pada pertolongan Allah.
Perlahan tetapi pasti pertolongan Allah menguatkan memulihkan kepercayaan diri
kembali. Berserah diri hanya kepada Allah, ibadah sholatku, aktivitas hidupku,
matiku, ditangan Nya. Awalnya saya sendirian mengikuti dzikir di Gauzil Amin
ini, tetapi kemudian istri saya ikut bersama. Sampai tiba saat ketika saya
terjatuh dikamar tidur sampai kaki saya patah tulang pangkal sendi paha kanan.
Musibah itu terjadi ketika sepertiga malam saya dari kamar mandi ambil wudhu. Kondisi
kaki yang basah menginjak lembaran plastik tempat menghampar sajadah. Ketika
memakai sarung, kaki kanan nyangkut, sarung saya tarik, kaki kiri terpeleset
dan jatuh dalam posisi tulang pinggul terbanting dilantai. tidak kuat menahan
beban berat badan dan patahlah tulang pangkal paha saya. Sekitar enam bulan
tidak bisa berjalan, pengobatan hanya ke dukun sangkal putung karena sebetulnya
saya tidak menyadari kalau tulang saya patah. Menurut beberapa dukun yang
terjadi adalah gingser, keseleo, bergeser dari engselnya, makanya selama enam
bulan hanya menjalani pengobatan sangkal putung. Pada hari yang sama istri saya
pulang dari suluk 1, tidak bisa jalan karena sarafnya terjepit. Kami berfikir
mungkin itulah peringatan dari Allah buat kami berdua. Selain itu memang sejak
lama ada satu penolakan dalam hati, sebagai ganjalan pemikiran yang membuat
ketidak khusukan kami. Sejak itulah kami behenti dari kegiatan dzikir.
Tahun
2010-2014 Saya pindah tugas dari SMKN 1 Jember ke SMKN 4 Jember. Di sekolah ini
menurutku ruangan-ruangannya menyeramkan. Misal ruang kepala sekolah, ruang
kelas ruang guru, ruang sekitar musholla, ruangan pojok perpustakaan,
suasananya menyeramkan. Apalagi saya pindah ke SMKN 4 ini habis ada peristiwa
kesurupan masal. Sebagian guru-guru dan siswa masih banyak yang mengalami
trauma. Saya begitu kawatir dengan siswa kelas tiga yang sebentar lagi
mengikuti ujian. Saya akan merasa gagal bila waktunya ujian lalu terjadi
peristiwa kesurupaan seperti sebelumnya. Maka pendekatan diri saya kepada Allah
swt agar diberi perlindungan sehingga semua selamat, aman dan baik-baik saja.
Saya sendiri harus menujukkan bahwa saya tidak takut dengan teror jin setan
disana. Saya meyakinkan kepada guru dan siswa bahwa ketakutan yang berlebihan
dapat mengakibatkan ketidak tenangan jiwa, ketidak percayaan diri menurun dan
stress. Saya menyarankan kepada anak bahwa yang ingin lulus harus belajar,
tetapi kalau memang merasa tidak mampu jangan memaksa tidak lulus tidak
apa-apa. Masih ada jalan keluar, yaitu, ikut ujian paket C, atau mengulang ikut
ujian tahun depan. Kepada guru saya berharaf berupaya maksimal membantu anak
agar bisa lulus, tetapi jangan memaksa, siswa di pres ditekan, sehingga siswa
menjadi ketakutan, beban mental berlebihan kalau tidak lulus. Buatlah siswa
belajar enjoying saja.
Selain
itu saya mengajak introspeksi kepada semua warga, mohon ampun atas kesalahan
yang mungkin sudah kita perbuat, sehingga Allah memberi cobaan dengan adanya
kesyurupan missal. Saya mengajak beberapa guru dan siswa untuk tadzarus
disekolah sebulan penuh dibulan puasa. Saya menganjurkan agar tidak mengadakan
istigosah secara masal, saya sarankan istigosah per kelas saja di musholla
secara bergantian. Saya menyarankan agar bila didalam kelas terutama jam kosong
siswa bermain secara sopan, tidak berteriak-teriak, tidak melamun sendiri
didalam kelas, gunakan waktunya untuk berdzikir, memohon perlindungan kepada
Allah, mengajak sholat berjama’ah di Musholla, pokoknya kegiatan yang
mendekatkan diri kepada Allah. Alhamdulillah selama 4 tahun sampai saya pensiun
tahun 2014, di SMKN 4 tak ada lagi kejadian kesyurupan massal. Kesurupan satu
dua anak memang ada biasanya karena ada masalah pribadi dan keluarga, ditangani
guru BP sudah cukup.
Tahun
2014 saya memasuki masa pensiun. Banyak waktu luang dan hanya tinggal dirumah
saja. Timbul keinginan kuat pada diri saya untuk melaksanakan ibadah haji
bersama istri. Saya iri terhadap teman yang sudah bisa melaksanakan haji.
Kutanya apa resepnya sehingga bisa melaksanakan haji. Jawab teman itu sungguh
kulaksanakan yaitu “niyat bersungguh lalu membuka tabungan haji di Bank
berapapun jumlah uang yang diklashkan bayarkan di Bank” Ssejak tahun 2009 saya
menabung semampunya di Bank. Saya optimis bisa insya allah bisa melunasi
setelah saya terima uang taspen. Yang saya kawatirkan adalah kesehatan saya.
Penyakit diabet, darah tinggi, jantung komplikasi. Sakit patah tulang di
pangkal pinggang kaki kananku akibat jatuh di tahun 2003 menyebabkan, saya berjalan
harus pakai Kruck.
Siang malam selalu berdo’a agar karena Allah
meridhoi keinginan saya untuk melaksanakan rukun islamke 5. Sesuai firman Allah
QS Ali Imron (3) : 97
fiihi aayaatum bayyinaatum maqoomu ibroohiim, wa mang dakholahuu
kaana aaminaa, wa lillaahi ‘alan-naasi hijjul-baiti manistathoo’a ilaihi
sabiilaa, wa mang kafaro fa innalloha ghoniyyun ‘anil-‘aalamiin. Disana terdapattanda-tanda yang jelas (diantaranya) maqom Ibrahim.
Barang siapa memasukinya (Baitulah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban
manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi
orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barang siapa mengingkari
(kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari seluruh alam.
dan Hadits Bukhori-Muslim
Islam dibangun diatas lima perkara, persaksian bahwa tiada Tuhan
yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah,mendirikan
shalat, menunaikan zakat, pergi haji dan puasa dibulan Romadhon. (HR
Bukhori-Muslim)
Alhamdulillah
tahun 2016, bisa melunasi biaya haji dan lolos tes kesehatan, saya dan istri
dapat berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekah. Selama beberapa bulan saya
mengikuti manasik haji di KBIH Al Gazali Kranjingan, Jember, pimpinan Kyai H
Nasikhin. Secara kwantitas lengkap sudah 5 rukun Isalam saya tunaikan. Saya
bersyuku pada Allah SWT karena ridhonya semata lah saya mampu menunaikan ibadah
haji ini.
Diatas
saya mengatakan bahwa secara kwantitas saya sudah melakoni semua rukun islam
yang lima itu. Tetapi secara kuwalitas Allah yang tahu. Betulkah saya iklash
melaksanakan ibadah hanya karena Allah, ataukah mugkin ada unsur sombong, ada
unsur pamer, ada unsur ingin dipuji dan sebagainya. Karena itulah saya justru
malu dan takut sepulang haji dipanggil pak Haji. Saya menjawab panggila seperti
biasanyanya saja. Atribut haji identitas haji saya segera saya simpan sebagai
kenangan saja. Sehari-hari setelah menunaikan haji justru, saya selalu berdoa
mohon ampun dan mohon agar ibadah haji saya mabrur diterima oleh Nya. Keinginan
untuk memperdalam agama islam justru semakin kuat mendorong hati saya.
Berkecamuk dalam pikiran tentang kemana dan bagaimana saya harus memperdalam
ilmu agama islam. Ada terbersit dalam pikiran untuk belajar memperdalam agama
di pondok Al Gazali Jember. Tetapi saya ragu tidak yakin bisa senang belajar
bersama anak-anak santri yang umurnya masih remaja dan belia, sementara saya
sudah lansia. Kubatalkan niyat itu.
Sampai
akhirnya suatu hari saya mengikuti siaran kajian di Radio MTA solo. Saya merasa
cocok dengan kajian tersebut. Kucari alamat kajian tersebut di Jember. Sampai
suatu saat kudapat nomor tilpon seseorang anggota pengajian dari Banyuwangi.
Dari orang tersebut kudapat informasi nomor tilpon pak Yusuf Rifai ketua Majlis
Tafsir Alqur’an Perwakilan Jember. Singkat cerita akhirnya saya mengikuti
kajian di MTA perwakilan Jember, di jalan Sriwijaya itu sejak tahun 2017. Disini awalnya saya belajar sendiri, tetapi
akhirnya kuajak anakku Lina lalu menantuku Ma’ruf akhirnya ikut juga mengaji.
Istri saya masih tidak bersedia ikut mengaji disini kerena dia masih berpikir.
Dengan berjalannya waktu akhirnya istri juga bersedia ikut mengaji di MTA.
Sejak
mengaji di MTA menekankan pada belajar al qur’an dan Hadits, selain menjadi
tahu ilmunya juga tahu bagaimana mengamalkannya. Sebelumnya saya menjalankan
agama hanya berdasar katanya-katanya maka kini tahu persis hukumnya bagaimana
dan pengamalannya bagaimana dari al qur’an dan hadts nabi saw. Semakain lama
saya belajar disini semakin banyak hal-hal pelaksanaan agama yang ternyata
belum sesuai tuntunan Nabinya.
Firman Allah QS An Nisa’ (4) : 59
yaaa ayyuhalladziina aamanuuu athi’ulloha wa athi’ur-rosuula wa
ulil amri mingkum, fa ing tanaaza’tum fii syai’ing fa rudduuhu ilallohi
war-rosuuli ing kungtum tu’minuuna billaahi wal-yaumil-aakhir, dzaalika
khoiruw-wa ahsanu ta’wilaa (Wahai
orang-orang yang beriman tatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan ulil
amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu maka kembalillah kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya)
jika kamu beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang deikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Selama
ini amal ibadah saya banyak yang menyelisihi Al Qur’an dan sunnah Rasulnya,
maka dengan demikian saya sangat berusaha untuk dapat memperbaiki dan bertobat
minta ampun kepada Allah swt agar amal ibadah saya dapat diterima oleh Nya.
Hadits-hadits tentang itu antara lain :
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa
melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut
tertolak”(HR Muslim no 1718)
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik –baik perkataan adalah kitabullah
dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sejelek-jelek perkara adalah (perkara Agama) yang diada-adakan, setiap (perkara
agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan (
HR. Muslim no 867).
banyak
hal-hal yang baru yang belum saya ketahui kini menjadi tahu. Misal cara
berwudlu, cara sholat, amalan puasa-puasa sunnah, amal ibadah zakat, cara
mengaji, amalan-amalan yang boleh dan yang tidak boleh dilaksanakan, perilaku-perilaku
yang boleh perilaku yang tidak boleh. Secara bertahap saya sesuaikan dengan dalil
dalam al qur’an dan Hadits.
+++++
Komentar
Posting Komentar