CERPEN"'MENGEJAR AKHERAT"

 

MENGEJAR AKHERAT.

pak sunyoto

 

firman Allah QS Ar Ruum (30):30

fa aqim waj-haka lid-diini haniifaa, fitrhotallohhillatii fathoron-nasa’alaihaa laa tabdiila likholqillaah zaalikad-diinul qoyyimu wa laakinna aksaron-naasi laa ya’lamuun. (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam) sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui)

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori-Muslim

kullu mauludin yuladu ‘alaafitroti, faabawaahu yuhawadaanihi auyunash-sharanihi (“Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani (HR Bukhori-Muslim).

Menurut keterangan al Qur’an dan Sunah Rasull diatas, sesungguhnya fitrah manusia sejak lahir adalah beragama Islam. Oleh karena itu, sudah seharusnya saya mempelajari, kemudian melaksanakan agama Islam paling tidak sejak berumur tujuh tahun. Pelajaran  agama islam saya peroleh utamanya disekolah umum sejak SD sampai perguruan tinggi. Selainnya diperoleh dari tauziah para pendakwah agama di masjid, atau di forum-forum tertentu, misalnya peringatan hari besar agama, di pesta perkawinan  Belum pernah saya memperdalam agama dengan cara mondok di pondok pesantren, atau sekolah agama.

 Saya mulai melaksanakan shalat wajib sejak kelas tiga SD. Waktu itu, saya ingat sambil melaksanakan sholat sambil melihat buku tuntunan sholat, untuk menghafal urutan gerakan dan bacaan sholat. Dirumah, orang serumah, tidak ada yang mengamalkan sholat maka. Saya bila sholat maghrib, isya’ subuh sering blong takut mengambil wudhu’ di kamar mandi karena suasana diluar rumah gelap dan dingin. Dhuhur dan Asar masih sering saya laksanakan. Makanan yang haram pernah kami makan waktu itu yaitu daging celeng (babi hutan) goreng. Sebetulnya disekolah diajarkan bahwa makanan yang haram dimakan antara lain daging babi, dideh goreng (darah hewan yang sudah mengental), tetapi makanan tersebut pernah kami makan.

 Puasa romadhon masih sesekali dilaksanakan oleh simbah walau tidak sholat. Dikelas 3 SD pertama kali saya melaksanakan ibadah Puasa bulan Romadhon karena ikut-ikutan tetangga.  Waktu pagi, saya, pak Bagyo, pak Bari yang umurnya sebaya bermain entik atau inglar dihalaman. Saya perhatikan pak bagyo dan pak Bari kok tidak seperti biasanya agak loyo dan sering meludah. Saya bertanya mengapa mereka malas bermainnya dan sering meludah. Mereka menjawab bahwa mereka Puasa. Saya heran, masih kecil kok melakukan puasa, kan biasanya orang dewasa yang puasa. Siapa saja dirumahmu yang puasa, tanyaku. Selain kami berdua, lik Waridi dan emak ku yang puasa, jawabnya. Bagaimana caranya kalau puasa, tanyaku ingin tahu lebih jauh. Ya kalau malam sebelum subuh kami membaca niyat puasa, lalu makan sahur, mulai adzan subuh tak boleh makan minum sampai adzan maghrib baru boleh berbuka yaitu makan minum. Kalau tidak niyat tidak makan sahur apa boleh puasa, tanyaku pula. Boleh, asal kuat, jawab pak Bagyo. Yah kalau begitu saya puasa mulai dari sekarang.

 Waktupun berjalan merayap rasanya begitu lambat. Sampai dhuhur perut mulai keroncongan, tetapi masih bertahan. Untuk menghemat tenaga saya tidur sampai waktunya Ashar. Simbah putri membangunkanku untuk makan siang. Kujawab dengan lemah “saya puasa mbah” . Simbah kaget, membujukku agar dibatalkan saja puasanya, besok puasa lagi dan sahur dulu. Diraba  tubuhku rasanya demam panas, tubuhku lemah lunglai. aku jalan sempoyongan ke kamar mandi ambil wudhu untuk sholat ashar. Rasanya lutut tak kuat lagi menyangga tubuh. Tetapi tekatku sudah bulat harus puasa sampai maghrib nanti. Usai sholat ashar saya tidur lagi. Simbah putri membujuk lagi, katanya kalau masih belajar puasa, boleh puasa sampai bedhug dhuhur saja, kalau sudah kuat boleh sampai ashar dan kalau kuat baru sampai bedhug maghrib. Sambil tidur lemas saya masih bertekat untuk sampai maghrib baru buka puasa. Kalau pak Bagyo dan pak Bari kuat sayapun harusnya kuat, begitu ku memotivasi diri. Sejak itu saya mulai terbiasa melakukan ibadah puasa wajib.

 Lain pengalaman semasa anak-anak, lain pula pengalaman dimasa kuliah di Surabaya,  Lingkungan kediaman rumah di kampung kami tidak mendukung, dalam kehidupan beragama. Saya kost dirumah saudara (kakak sepupu) yang beragama Kristen. Masakan yang kami makan, belum tentu kalau makanan itu haram atau halal. Pernah saya sekeluarga makan daging babi. Selain itu ketika masa puber. saya jatuh cinta dengan seorang wanita. Pengalaman jatuh cinta begitu indah dan bahagianya, Ibadah saya laksanakan dengan rajinnya. Tetapi ketika mengalami putus cinta, sakitnya hati tak terperikan. Untuk melonggarkan rasa sakit, maka saya berlari dari kebaikan, bersama anak-anak di kampung. Minum Homer sampai mabuk, merokok, mencoba ganja sering saya lakukan sebagai pelarian. Kadang perilaku tidak terkontrol, karena  marah pada diriku sendiri, marah kepada Allah atas tidak beruntungnya nasib hidupku. Ya memang tidak parah-parah amat, saya masih ingat kuliah, saya sesekali masih ingat sholat dirumah, ingat sholat berjamah di musholla, atau sholat jum’at di Masjid, saya masih aktif berkesenian, masih bekerja, ingat meraih masa depan, tetapi hidup dalam kemungkaran juga saya jalani. Sungguh sebetulnya ingin saya kembali tetapi godaan perilaku buruk terkadang lebih kuat. Kakak tidak terus terang mengingatkanku tetapi aku tahu bahwa sbenarnya kakak kurang suka dengan perbuatanku.

  ++++

Sampai saatnya kudapat momentum fokus untuk berhijrah. Dimulai sejak saya diangkat menjadi GURU PNS tahun 1981. Tahun itu usia saya sudah menginjak 27 tahun. Alhamdulillah ketika menulis ini (2020) umur saya sudah 66 tahun. maka perjalanan hidup saya hampir separoh perjalanan. Saya merasa perjalanan yang telah berlalu itu masih lebih fokus untuk hura-hura mengejar kesenangan dunia. Kini sudah waktunya mengubah kiblat perjalanan, yaitu untuk mengejar kehidupan hakiki, yaitu kehidupan akhirat. Tentunya tidak mungkin sepenuhnya meninggalkan kehidupan dunia karena saya masih hidup didunia. Pada dasarnya kehidupan dunia yang sebentar itu sebenarnya untuk menyiapkan kehidupan di akherat yang kekal.

 Firman Allah

mang kaanaa yuriidul-‘aajilata ‘ajjalnaa lahuu fiihaa maa nasyaaaa’u liman nuriidu summa ja’alnaa lahuu jahannam, yashlaahaa mazmuumam ma-huuroo (18) wa man aroodal-aakhirota wa sa’aalahaa sa’yahaa wa huwa mu’minung fa ulaaa’ika kaana sa’yuhum masykuuroo(19)

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka akan disegerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki dan kami tentukan baginya neraka jahanam, ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha kearah itu dengan sungguh-sungguh sedang dia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik

(QS AL ISRA’(17): 18-19)

Kehidupan baru seperti apa yang dimaksud ? yah kira-kira seperti yang difirmankan Allah diatas yaitu kehidupan yang bukan hanya hura-hura kesenangan dunia semata, kehidupan akhirat harus di upayakan mulai dari sekarang. Kebiasaan lama yang kurang syar’i sedikit demi sedikit diperbaiki, sementara yang sudah syar’i dipertahankan. Dimulai dari yang kecil-kecil sekalipun, misalnya kalau makan membiasakan, sebelum mulai menyendok makanan suapan pertama kali, paling tidak mengucapkan Bismillahi rrohmanirrohim kalau selesai setelah sendokan terakhir paling tidak mengucapkan Alhamdulillah. Kalau mau pergi atau pulang kerumah mengucapkan salam, bertemu teman mengucapkan salam. Awalnya keky dan sering lupa lama-lama setelah terbiasa justru ada yang janggal bila tidak melakukan itu.

Berupaya sholat lima waktu dan tepat waktu, paling tidak sholat wajibnya, dzikir dan doa permohonan agar diberi hidayah untuk menjadi lebih baik. Berupaya keras untuk bangun pagi agar sholat shubuhnya tidak kesiangan, bekerja mengajar diupayakan sebaik-baiknya sesuai aturan kerja yang ada, sebagai perwujudan melaksanakan amanah. Kehidupan yang bernilai ibadah yang dapat membuat Allah Ridho, Allah senang. Sholatku, ibadah nusukku, aktivitas hidup dan matiku untuk Allah semata. Kira-kira itulah yang saya ingin kerjakan semaksimal mungkin

Untuk hijrah menjadi orang yang lebih baik, bertaqwa dan beriman seperti itu, bukan perkara mudah dan berjalan mulus begitu saja. Godaan, cobaan, tentu masih ada dan terkadang susah dihindari, misal sesekali marah, membenci, berbohong, sombong, menggunjing malas, secara sengaja atau tidak penyakit hati seperti itu terjadi juga.

Allah  berfirman

QS AL Ankabut (29 ):2

a hasiban nasuu ay yutrokuuu ay yaquuluuu aamanna wa hum laa yuftanuun

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji.

 

QS Al Anbiya’ (21 ) : 35

kullu nafsing dzaaa ‘iqotul mauut wa nabluukum bisy syarri wal khoiri fitnah wa ilainaa turja’uun 

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami.

 Saya percaya bahwa segala sesuatu itu akan terjadi hanya karena idzin Allah semata. Seperti dijelaskan dalam firman Allah

QS Al An’am (6) : 59 sebagai berikut :

wa‘ingdahuu mafaatihul-ghoibi laa ya’ lamuhaaa illaa huw, waya’ lamu maa fil-barri wal-bahr \, wa maa tasquthu miw waroqotin illaa ya’lamuhaa wa laa habbating fii zulumaatil ardhi wa laa rothbiw wa laa yaabisin illaa fii kitaabin mubiin

Dan kunci-kunci semua yang goib ada pada Nya tidak ada yang mengetahui selain Dia.

Dia mengetahui apa yang ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yang gugur yang tidak diketahui Nya. Tidak ada sebiji butirpun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering yang tidak tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)

Marilah kita kembali kemasa kecil saya dulu, bayangkan perjalanan hidup saya dulu seperti apa. Dulu saya sendiri, mungkin juga orang tuaku dan orang-orang disekitarku berfikir, bahwa dengan menempuh pendidikan umum itu sudah cukup untuk mengejar sukses dalam kehidupan. Sukses itu menurut pendapat umum adalah sukses dunia. Hidup berkecukupan harta benda, menjadi orang terpandang di masyarakat. Dan itu menurutku sebagian besar sudah kudapatkan, Paling tidak. bisa hidup cukup walau tidak berkelebihan, punya jabatan walau bukan jabatan tinggi. Tetapi dalam perjalanan waktu sejalan dengan bertambahnya usia semakin banyaknya pengalaman kehidupan, terasa  ada yang kurang dalam perjalanan hidup ini.

Kemudian atas kemauan saya sendiri dan hasil belajar agama di sekolah (SD), saya melakukan ibadah shalat dan puasa wajib, dan masih bolong-bolong. Dalam hal demikian, orang tua tidak menegor, karena keseharian dirumah. setahu saya mereka juga tidak sholat secara rutin. Selain belajar agama di sekolah, sewaktu kelas 5, juga pernah belajar mengaji di langgar pak Rochmat. Sebetulnya saya ingin bisa membaca al Qur’an. Tetapi karena hanya ikut-ikutan teman, maka ketika teman  hanya sebentar sudah pada bubar, sayapun ikut berhenti mengaji. ternyata Teman-teman dipelopori Pardi, hanya alasan untuk pdkt dengan Rukmini putri pak Rri dan mbahochmad yang sebetulnya teman sekelasku juga di SD  Dongko 1. Ada saja cara Pardi untuk bisa betemu Rukmini. Tetapi pak Rochmad sering memergoki Pardi, sampai akhirnya melarang rukmini keluar dari rumah menemuai anak-anak mengaji itu.  

Lalu saya pindah sekolah di trenggalek, pindah lagi ke Kediri, kemudian ke Surabaya, lalu menetap di Kraksaan. semuanya terjadi karena idzin Allah. Pasang surutnya iman saya dari masa kemasa itu saya pikir juga tidak terlepas dari  campur tangan Allah. Alhamdulillah kalau sekarang mencoba hidup lebih baik lebih mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulnya itu juga merupakan Hidayah dari Allah SWT. Allah menetapkan saya hidup dilingkungan beragama yang baik itu juga Hidayah Allah SWT. Betapa kerasnyapun saya berusaha kalau tanpa diberikan jalan oleh Nya maka tidak akan pernah sampai  pada apa yang kuinginkan.

Alhamdilillah kehidupan saya mulai teratur. Punya penghasilan tetap, bisa ibadah dengan baik, bisa membantu sedikit biaya sekolah adik-adik, diterima dengan baik dilingkungan masyarakat. Kini ada satu  ganjalan dalam kehidupanku yaitu belum dapat membahagiakan ibu karena saya belum berumah tangga. Entah mengapa, saya sering melamun, ingin punya istri anak tunggal dari keluarga janda. Saya sendiri tidak mengerti mengapa saya berpikir demikian. Kembali lagi mungkin itulah jalan yang dibrikan Allah untuk saya.

Perlu diketahui bahwa saya kost di dua tempat. Pertama kali saya datang di Kraksaan dicarikan tempat kost oleh Mas Purnomo KTU di SMEAN Kraksaan kost dirumah bu Diran hanya kost makan saja, tidak menyediakan kamar untuk kost tidur. Lalu dicarikan kost hanya tidurnya saja oleh pak Machfud teman guru, dapat di tetangga rumahnya. Tempat kost keduanya beda kelurahan yang tempatnya agak berjauhan. Tetapi karena saya punya sepeda motor, maka demi tidak mengecewakan teman maka keduanya saya terima. Setelah berjalan beberapa bulan, suatu hari saya jatuh sakit flu berat. Ibu kost saya yang satu mengambil inisiatif untuk mencarikan tempat makan yang dekat, kasihan saya sakit masih harus pergi makan kerumah kost satunya atau terkadang saya tidak makan karena malas pergi.

Akhirnya selama masih sakit, saya di titipkan untuk makan dirumah keluarga Bu Said, tetangga depan rumah kost saya. Dirumah itu hanya ada Bu Said dan putri tunggalnya sekolah di SMA Negeri Kraksaan. Beberapa hari saya sakit dan setelah sehat, pak Machfud teman guru itu menyarankan sebaiknya saya pindah saja kost makan dirumah bu Said itu. Dan sambil bergurau di menyarankan kalau perlu pindah kost tidurnya sekalian kerumah bu Said, toh rumahnya besar dan penghuninya hanya dua orang, wanita semua. Siapa tahu berjodoh pula dengan putrinya bu Said. Gurauan pak Machfud itu tidak kutanggapi serius karena rasanya masih trauma putus cinta seperti saat dusrabaya dulu, kehidupan yang mulai tertata bisa rusak lagi semuanya.

Pernah suatu hari pikiran lama jauh-jauh sebelum saya kost makan dirumah keluarga bu Said itu timbul kembali. Tiba-tiba saya melamun berfikir dan mengatakan pada diri sendiri “Kalau Allah idzinkan, saya ingin punya istri anak tunggal, putri seorang janda”  Tenyata lamunan yang terucap itu menjadi kenyataan. Tahun 1983 jatuh cinta dengan nona Efi Alfiah. Setelah dia lulus SMA bu Said meminta agar bila serius segera saja melamar anaknya. Tidak enak dengan omongan tetangga. Saya kabarkan kepada orang tua di trenggalek, kuceritakan tentang dirinya dan diriku yang sudah sama-sama setuju untuk membangun balai rumah tangga. Bapak ibu juga setuju, untuk melamarnya. Saya menikah dengan putri Bu Said seorang janda yang almarhum suaminya seorang pensiunan POLRI. Saya menganggap bahwa itu terjadi karena takdir Allah. Seperti halnya ketika saya akhirnya mendapat tugas menjadi Guru PNS di Kraksaan, itu juga saya yakin karena takdir Allah.

Setelah menikah dengan Nona Efi Alfiah putri Bu Said, perjalanan keimanan saya semakin meningkat. Keinginan masa kecil yang tertunda, dapat mengaji membaca Al Qur’an kesampaian. Saya terpacu untuk bisa mengaji karena malu, istri saya lancar sekali mengajinya. Dia sejak kecil mengaji di Musholla Ustad Pomo, makanya mengajinya lancar. Sementara saya masih belum bisa membaca sama sekali huruf araf. Secara sembunyi-sembunyi saya belajar otodidak dari buku tuntunan membaca al qur’an. Mulai dari mengenal huruf araf cara membacanya mengenal harqat, menggandeng hruf dengan susah payah saya pelajari sendiri. Beberapa waktu lamanya sampai saya anggap percaya diri baru saya minta bantuan istri memandu mengajarinya membaca kitab Al Qur’an. Maklum belajarnya sudah umur tiga puluhan maka kepasihan lafadnya, makhrodnya terkadang mangalami kesulitan. Kalau sering dibetulkan ketika saya membaca lalu saya marah pada istri yang ikhlas mengajarinya. Setelah lumayan lancar saya memberanikan diri mengaji satu ayat di pengajian. Biasanya kalau mengaji di pengajian teman-teman membaca satu mikra’, saya hanya membaca surat-surat pendek. Itupun saya sudah merasa sangat senang dan bangga sekali. Seiring berjalannya waktu, mengaji saya semakin lancar dan fasih, saya sesekali memberanikan diri menjadi imam jama’ah shalat wajib di Musholla belakang rumah. Mengurus pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dari warga sekitar mushollah dan anggota pengajian merupakan pengalaman tersendiri dalam pengamalan agama islam bagi saya. Ilmu agama semakin banyak saya ketahui kare

na aktif di pengajian RW, takmir musholla al Aamiin. Selama tahun 1981-1997 berdomisili di Kraksaan dan tahun 1997-1999 di Situbondo berbagai kegiatan agama islam semakin kental dan semakin khusu; kami lakukan. Dilain fihak masalah keluarga, masalah pekerjaan juga mengalami berbagai cobaan. Hal demikian seperti dinyatakan dalam QS AL Ankabut (29 ):2  dan QS Al Anbiya’ (21 ) : 35 diatas.

 

+++++

Tahun 2000 saya pindah tugas menjadi kepala sekolah di Jember. Kami pindah sekeluarga (istri, anak-anak, ibu mertua) semua ke Jember. Pepatah mengatakan “semakin tinggi pohonnya semakin kuat angin menerpanya” Demikian jugalah selaku kepala keluarga yang saya rasakan. Dibidang ekonomi, jabatan, pekerjaan, keluarga, dan tentu keimanan, semua mendapatkan cobaan. Seperti dijelaskan dalam firman Allah swt,

QS Al Baqoroh (2) : 155

wa lanabluwannakum bisyai’im minal khoufi wal-juu’I wa naqshim minal amwaali wal-angfusi was-samaroot, wa basysyirish-shoobiriin.

Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang sabar.

 

Tahun 2000-2010 Kejadian seperti dalam surat itu benar-benar terjadi pada diri saya diawal perpindahan tugas saya di Jember. Dalam kepanikan dan ketakutan  ilmu agama yang sudah saya pelajari dan ilmu silat tenaga dalam Margaluyu saya gunakan sebagai andalan penuh kepasrahan demi mencapai keselamatan dan ketenangan. Rupanya masih tak mampu, sampai-sampai akhirnya saya pergi ke dukun. Tetap saja hati tidak tentram, kerja tidak tenang, ibadah, doa rasanya tidak terjawab tidak bisa khusu’. Entah bagaimana awalnya tiba-tiba saya kenal dengan teman bernama  Pak Yusuf. Dia Kepala SD Mbiting rumahnya Arjasa depan perumahan Panji laras. Dialah yang mengenalkan saya dengan ibadah tarekat Naksabandiyah. Saya coba ikut ke giatan dzikir Naksabandhiyah untuk mendekatkan diri kepada Nya. Segala amalan ibadahnya saya ikuti mulai dari pembaiatan pertama kali sampai ikut shuluk 1,  sekitar dua atau tiga tahunan saya tenggelam dalam lautan dzikir itu. Sebenarnya Ada rasa kedamaian disana, ketika dalam kegelapan ruang lingkaran dzikir, suara gemericik batu hitungan dzikir dan suara gemericiknya butiran-butiran tasbih, dan lantunan ribuan kalimat Allah-Allah, menghipnotis hati yang sedang gundah menjadi tenteram. Dalam kesabaran saya berserah diri tetap menyandarkan pada pertolongan Allah. Perlahan tetapi pasti pertolongan Allah menguatkan memulihkan kepercayaan diri kembali. Berserah diri hanya kepada Allah, ibadah sholatku, aktivitas hidupku, matiku, ditangan Nya. Awalnya saya sendirian mengikuti dzikir di Gauzil Amin ini, tetapi kemudian istri saya ikut bersama. Sampai tiba saat ketika saya terjatuh dikamar tidur sampai kaki saya patah tulang pangkal sendi paha kanan. Musibah itu terjadi ketika sepertiga malam saya dari kamar mandi ambil wudhu. Kondisi kaki yang basah menginjak lembaran plastik tempat menghampar sajadah. Ketika memakai sarung, kaki kanan nyangkut, sarung saya tarik, kaki kiri terpeleset dan jatuh dalam posisi tulang pinggul terbanting dilantai. tidak kuat menahan beban berat badan dan patahlah tulang pangkal paha saya. Sekitar enam bulan tidak bisa berjalan, pengobatan hanya ke dukun sangkal putung karena sebetulnya saya tidak menyadari kalau tulang saya patah. Menurut beberapa dukun yang terjadi adalah gingser, keseleo, bergeser dari engselnya, makanya selama enam bulan hanya menjalani pengobatan sangkal putung. Pada hari yang sama istri saya pulang dari suluk 1, tidak bisa jalan karena sarafnya terjepit. Kami berfikir mungkin itulah peringatan dari Allah buat kami berdua. Selain itu memang sejak lama ada satu penolakan dalam hati, sebagai ganjalan pemikiran yang membuat ketidak khusukan kami. Sejak itulah kami behenti dari kegiatan dzikir. 

Tahun 2010-2014 Saya pindah tugas dari SMKN 1 Jember ke SMKN 4 Jember. Di sekolah ini menurutku ruangan-ruangannya menyeramkan. Misal ruang kepala sekolah, ruang kelas ruang guru, ruang sekitar musholla, ruangan pojok perpustakaan, suasananya menyeramkan. Apalagi saya pindah ke SMKN 4 ini habis ada peristiwa kesurupan masal. Sebagian guru-guru dan siswa masih banyak yang mengalami trauma. Saya begitu kawatir dengan siswa kelas tiga yang sebentar lagi mengikuti ujian. Saya akan merasa gagal bila waktunya ujian lalu terjadi peristiwa kesurupaan seperti sebelumnya. Maka pendekatan diri saya kepada Allah swt agar diberi perlindungan sehingga semua selamat, aman dan baik-baik saja. Saya sendiri harus menujukkan bahwa saya tidak takut dengan teror jin setan disana. Saya meyakinkan kepada guru dan siswa bahwa ketakutan yang berlebihan dapat mengakibatkan ketidak tenangan jiwa, ketidak percayaan diri menurun dan stress. Saya menyarankan kepada anak bahwa yang ingin lulus harus belajar, tetapi kalau memang merasa tidak mampu jangan memaksa tidak lulus tidak apa-apa. Masih ada jalan keluar, yaitu, ikut ujian paket C, atau mengulang ikut ujian tahun depan. Kepada guru saya berharaf berupaya maksimal membantu anak agar bisa lulus, tetapi jangan memaksa, siswa di pres ditekan, sehingga siswa menjadi ketakutan, beban mental berlebihan kalau tidak lulus. Buatlah siswa belajar enjoying saja.

Selain itu saya mengajak introspeksi kepada semua warga, mohon ampun atas kesalahan yang mungkin sudah kita perbuat, sehingga Allah memberi cobaan dengan adanya kesyurupan missal. Saya mengajak beberapa guru dan siswa untuk tadzarus disekolah sebulan penuh dibulan puasa. Saya menganjurkan agar tidak mengadakan istigosah secara masal, saya sarankan istigosah per kelas saja di musholla secara bergantian. Saya menyarankan agar bila didalam kelas terutama jam kosong siswa bermain secara sopan, tidak berteriak-teriak, tidak melamun sendiri didalam kelas, gunakan waktunya untuk berdzikir, memohon perlindungan kepada Allah, mengajak sholat berjama’ah di Musholla, pokoknya kegiatan yang mendekatkan diri kepada Allah. Alhamdulillah selama 4 tahun sampai saya pensiun tahun 2014, di SMKN 4 tak ada lagi kejadian kesyurupan massal. Kesurupan satu dua anak memang ada biasanya karena ada masalah pribadi dan keluarga, ditangani guru BP sudah cukup.

Tahun 2014 saya memasuki masa pensiun. Banyak waktu luang dan hanya tinggal dirumah saja. Timbul keinginan kuat pada diri saya untuk melaksanakan ibadah haji bersama istri. Saya iri terhadap teman yang sudah bisa melaksanakan haji. Kutanya apa resepnya sehingga bisa melaksanakan haji. Jawab teman itu sungguh kulaksanakan yaitu “niyat bersungguh lalu membuka tabungan haji di Bank berapapun jumlah uang yang diklashkan bayarkan di Bank” Ssejak tahun 2009 saya menabung semampunya di Bank. Saya optimis bisa insya allah bisa melunasi setelah saya terima uang taspen. Yang saya kawatirkan adalah kesehatan saya. Penyakit diabet, darah tinggi, jantung komplikasi. Sakit patah tulang di pangkal pinggang kaki kananku akibat jatuh di tahun 2003 menyebabkan, saya berjalan harus pakai Kruck.

 Siang malam selalu berdo’a agar karena Allah meridhoi keinginan saya untuk melaksanakan rukun islamke 5. Sesuai firman Allah  

QS Ali Imron (3) : 97

fiihi aayaatum bayyinaatum maqoomu ibroohiim, wa mang dakholahuu kaana aaminaa, wa lillaahi ‘alan-naasi hijjul-baiti manistathoo’a ilaihi sabiilaa, wa mang kafaro fa innalloha ghoniyyun ‘anil-‘aalamiin. Disana terdapattanda-tanda yang jelas (diantaranya) maqom Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitulah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

dan Hadits Bukhori-Muslim

Islam dibangun diatas lima perkara, persaksian bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah,mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji dan puasa dibulan Romadhon. (HR Bukhori-Muslim)

Alhamdulillah tahun 2016, bisa melunasi biaya haji dan lolos tes kesehatan, saya dan istri dapat berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekah. Selama beberapa bulan saya mengikuti manasik haji di KBIH Al Gazali Kranjingan, Jember, pimpinan Kyai H Nasikhin. Secara kwantitas lengkap sudah 5 rukun Isalam saya tunaikan. Saya bersyuku pada Allah SWT karena ridhonya semata lah saya mampu menunaikan ibadah haji ini.

Diatas saya mengatakan bahwa secara kwantitas saya sudah melakoni semua rukun islam yang lima itu. Tetapi secara kuwalitas Allah yang tahu. Betulkah saya iklash melaksanakan ibadah hanya karena Allah, ataukah mugkin ada unsur sombong, ada unsur pamer, ada unsur ingin dipuji dan sebagainya. Karena itulah saya justru malu dan takut sepulang haji dipanggil pak Haji. Saya menjawab panggila seperti biasanyanya saja. Atribut haji identitas haji saya segera saya simpan sebagai kenangan saja. Sehari-hari setelah menunaikan haji justru, saya selalu berdoa mohon ampun dan mohon agar ibadah haji saya mabrur diterima oleh Nya. Keinginan untuk memperdalam agama islam justru semakin kuat mendorong hati saya. Berkecamuk dalam pikiran tentang kemana dan bagaimana saya harus memperdalam ilmu agama islam. Ada terbersit dalam pikiran untuk belajar memperdalam agama di pondok Al Gazali Jember. Tetapi saya ragu tidak yakin bisa senang belajar bersama anak-anak santri yang umurnya masih remaja dan belia, sementara saya sudah lansia. Kubatalkan niyat itu.

Sampai akhirnya suatu hari saya mengikuti siaran kajian di Radio MTA solo. Saya merasa cocok dengan kajian tersebut. Kucari alamat kajian tersebut di Jember. Sampai suatu saat kudapat nomor tilpon seseorang anggota pengajian dari Banyuwangi. Dari orang tersebut kudapat informasi nomor tilpon pak Yusuf Rifai ketua Majlis Tafsir Alqur’an Perwakilan Jember. Singkat cerita akhirnya saya mengikuti kajian di MTA perwakilan Jember, di jalan Sriwijaya  itu sejak tahun 2017.  Disini awalnya saya belajar sendiri, tetapi akhirnya kuajak anakku Lina lalu menantuku Ma’ruf akhirnya ikut juga mengaji. Istri saya masih tidak bersedia ikut mengaji disini kerena dia masih berpikir. Dengan berjalannya waktu akhirnya istri juga bersedia ikut mengaji di MTA.

Sejak mengaji di MTA menekankan pada belajar al qur’an dan Hadits, selain menjadi tahu ilmunya juga tahu bagaimana mengamalkannya. Sebelumnya saya menjalankan agama hanya berdasar katanya-katanya maka kini tahu persis hukumnya bagaimana dan pengamalannya bagaimana dari al qur’an dan hadts nabi saw. Semakain lama saya belajar disini semakin banyak hal-hal pelaksanaan agama yang ternyata belum sesuai tuntunan Nabinya.

Firman Allah QS An Nisa’ (4) : 59

yaaa ayyuhalladziina aamanuuu athi’ulloha wa athi’ur-rosuula wa ulil amri mingkum, fa ing tanaaza’tum fii syai’ing fa rudduuhu ilallohi war-rosuuli ing kungtum tu’minuuna billaahi wal-yaumil-aakhir, dzaalika khoiruw-wa ahsanu ta’wilaa (Wahai orang-orang yang beriman tatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan ulil amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu maka kembalillah kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya) jika kamu beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang deikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Selama ini amal ibadah saya banyak yang menyelisihi Al Qur’an dan sunnah Rasulnya, maka dengan demikian saya sangat berusaha untuk dapat memperbaiki dan bertobat minta ampun kepada Allah swt agar amal ibadah saya dapat diterima oleh Nya.

Hadits-hadits tentang itu antara lain :

Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak”(HR Muslim no 1718)

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik –baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara Agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan ( HR. Muslim no 867).

banyak hal-hal yang baru yang belum saya ketahui kini menjadi tahu. Misal cara berwudlu, cara sholat, amalan puasa-puasa sunnah, amal ibadah zakat, cara mengaji, amalan-amalan yang boleh dan yang tidak boleh dilaksanakan, perilaku-perilaku yang boleh perilaku yang tidak boleh. Secara bertahap saya sesuaikan dengan dalil dalam al qur’an dan Hadits.

+++++

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERPEN TENBOK CINA MAHA KARYA DUNIA.

PEMBERITAHUAN.

STUDI BANDING KE CINA (RRC)