36 TAHUN BERKARIR DI PENDIDIKAN (BAB III DI KABUPATEN SITUBONDO)
BAB III
DI KABUPATEN SITUBONDO.
3.1. Pisah Kenal.
Berdasarkan surat Kepala Kantor Wilayah Depdikbud Propinsi Jawa Timur tanggal 8 April 1998 yang ditandatangani Drs H Atlan, maka saya ditunjuk menjabat Plh. Kepala SMK Negeri 1 Panji Kabupaten Situbondo. Terhitung Per 1 April 1998 saya harus segera melaksanakan tugas di sana. Kuberitakan hal ini kepada keluarga, aku masih belum tahu bagaimana kelanjutannya, apakah seluruh keluarga pindah, atau sebagian pindah atau saya sendirian dulu yang pindah. Karena ibu mertua pasti keberatan diajak pindah kekota lain. Yah sudahlah dijalani saja, mengikuti suara hati saat itu, karena memang belum siap dengan suatu rencana, jadi sifatnya spontanitas saja. Saya konsultasikan dengan Bapak Santoso Kepala SMK Negeri Kraksaan waktu itu. Saran beliau sebaiknya segera laksanakan tugas itu karena perintah tugas per 1 April 1998 segera dilaksanakan. Entah bagaimana rasanya berat untuk meninggalkan Kraksaan, tetapi mau tidak mau siap tidak siap sebagai bawahan wajib mematuhi perintah atasan. Saya segera mantapkan hati. Dengan berbekal pengalaman sebagai Kepala SMEA PGRI 1983-1997, Tempaan ilmu di Talence scoting dan PSTP, Wakasek SMK Negeri, dan seabreg pengalaman mengajar dan organisasi kemasyarakatan dengan ucapan Bismillah hirrohman nirrohim saya sampaikan kepada pak Moch Santoso, bahwa saya sudah siap berangkat. Pak San kemudian menyarankan agar saya bersilaturahim menghadap pak Bari di Situbondo.
Sayapun ditemani pak San ke Situbondo. Setelah berbincang dengan pak Bari, yang intinya saya bersilaturahim memperkenalkan diri dan membicarakan kapan sebaiknya diadakan serah terima jabatan. Pada dasarnya secara pribadi saya sudah sering bertemu dengan pak Bari pada rapat-rapat Kepala SMK Negeri Swasta se Jatim di Propinsi. Jadi kami sudah akrab sekali dengan beliau. Saya menyerahkan kapan sebaiknya kepada beliau yang kemudian disepakati semakin cepat semakin baik, yaitu tanggal 10 April 1998, jam 10.00 pagi. Sebelum pulang ke Kraksaan, saya gunakan untuk pak survey lingkungan dan berbincang dengan guru dan TU SMKN Situbondo. antara lain ibu Kumudawati, pak Nanang, bu Sutardjo, bu Lusi, pak Sutardjo, pak Wandoyo, pak Sahar dan pak Wardji. Yang tercatat dalam ingatan adalah, Pertemuan pertama yang mengesankan.
Tanggal 9 April 1998 kami mengadakan perpisahan dengan warga SMK Negeri dan SMEA PGRI Kraksaan, sederhana dilapangan belakang dibawah naungan rimbunnya pohon-pohon mangga tetapi terasa khidmat. Suasana mengharukan ketika kulambaikan tangan tanda perpisahan sebagai penutup sambutan. Masih terngiang di benak saya, peristiwa perpisahan tadi disekolah, sampai dirumah pikiran terasa kosong dan kurang fokus.
Pada hari yang ditetapkan tanggal 10 April 1998 jam 9.45 kami serombongan dari SMK Negeri dan PGRI Kraksaan mengantar saya dan istri saya ke SMK Negeri 1 Panji Situbondo, dalam rangka serah terima jabatan antara saya, selaku Plh. Kepala SMK yang baru dengan pak Subari Hardjo S Plh Kepala SMKN Panji yang lama. Sebelum acara dimulai saya masih sempat beramah tamah dengan beberapa guru disana yang sudah siap diruangan itu. Tepat jam 10.00 Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo serombongan pun hadir. Setelah saling bersalaman dengan beberapa hadirin beliau duduk dikursi depan yang sudah disediakan, acarapun dimulai dimulai oleh Protokol yaitu ibu Kumudawati dan pak Nanang. Acara resmi penanda tanganan dokumen serah terima oleh saya, pak Bari Hardjo, disaksikan pak Kepala Dinas Pendidikan Kab. Situbondo. Kemudian dilanjutkan sambutan-sambutan pertama pak Bari, Saya, pak Kepala Dinas, pak Santoso. Sudah menjadi gaya saya dalam sambutan ada humor, ada terkesan bebas, dan itulah menjadikan menarik.
3.2. Merekam data-data persekolahan.
Sebelum membuat suatu rencana panjang lebar, yang saya perlukan adalah mengumpulkan data-data kelebihan dan kekurangan yang ada disekolah ini sebanyak banyaknya dalam waktu singkat. Visi, misi sekolah, profil sekolah, hubungan personalia, penyempurnaan tugas jabatan dan job discribtion, Budaya sekolah. Sentuhan Perbaikan fisik. Itulah sementara yang bisa kurekam untuk bahan perencanaan.
Kami mengadakan rapat koordinasi untuk mengakrapkan dan menyatukan langkah. Dalam rapat ini intinya saya mengajak semua Guru dan Tatausaha, serta para siswa setahap demi setahap mengadakan perubahan kearah yang lebih baik, apapun itu. Untuk itu mohon masukan, dukungan dan tegur sapa yang sifatnya membangun bila tindakan saya selaku kepala sekolah dirasa ada yang kurang pas, dibicarakan secara terbuka dan kekeluargaan.
3.3. Perjalanan Karier 1998-2000.
Tanggal 1 April 1998 saya diangkat sebagai Plh Kepala SMKN 1 Panji, Situbondo, kemudian Tanggal 25 Mei 1999, Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan RI saya Sunyoto S.Sos, BA dalam pangkat Penata muda tk 1 Gol ruang III/d, secara resmi dipindah tugaskan dari SMK Negeri Karksaan ke SMKN Situbondo dan diangkat menduduki jabatan Kepala SMK Negeri Situbondo.
Enam bulan pertama kurasakan dominasi kelompok guru angkatan sepuh begitu kuat, menekan potensi kelompok muda untuk berkembang. Saya menetrasilisir, menyeimbangkan kondisi ini, dengan cara bijaksana tidak terkesan mengadakan perubahan. Sentuhan fisik misalnya gedung kutambah sedikit warna hijau muda pada pilar-pilar samping setiap gedung, Risplang gedung, pagar depan ganti warna dari coklat tua menjadi hijau muda. Sehingga kelihatan tampil beda dan lebih semarak. Ruang kantor kepala sekolah diberi taman kecil dan papan data berwarna.
Enam bulan kedua membangun mushollah dengan desaign karya saya sendiri di halaman tengah. Rencana lama akan dibangun musholla di halaman depan pojok kanan, kurubah dibangun dihalaman tengah, agar anak-anak bisa lebih akrab dengan musholla, saat jam kosong, istirahat, maupun waktu sholat, tidak jauh dari ruang-ruang kelas.
Pemavingan tempat parkir dan halaman parkir, samping kiri gedung utama, melebar ke halaman depan nyambung dengan halaman parkir agar kelihatan bersih dan tidak becek bila musim penghujan. Selain diborongkan kepada tukang, maka ada kesempatan kerja bakti bagi guru dan karyawan laki-laki sifatnya suka rela tidak memaksa, di hari sabtu dan makan minum bersama ala kadarnya untuk keakraban.
Menugasi Pesuruh (pak Haryanto) untuk tinggal di rumah pesuruh yang ada disekolah dan istri boleh jualan makanan minuman dirumah itu, walaupun sudah ada istri orang kantor yang sudah julan terlebih dahulu. Tentu saja agar tidak menimbulkan ketidak rukunan maka saya berikan wawasan kewirausahaan sedikit modern yang intinya kerjasama, kepada dua belah fihak.
Perpustakaan, ruang BP kuberi sentuhan administrasi, penataan ruang, dan program kerja supaya lebih menarik, bagi pengunjung.
Gedung SMK Negeri terdiri dari dua tempat yaitu satu disekolah barus di Jalan Panji Semirang, dan satunya di jalan raya, Gedung kuno milik sekolah Tiong hwa. Untuk yang di Gedung lama milik Sekolah Tiong hwa dimiliki oleh SMK Negeri, SMP Negeri Panji, dan STM Swasta. Untuk yang disini nyaris belum tersentuh perbaikan. Untuk menandapatkan tambahan biaya perawatan setiap malam minggu ruang kelas disewakan untuk pertemuan suatu MLM. Tetapi tidak berlangsung lama karena kegiatan MLM itu pidah tempat.
Saya memotivasi kepada guru-guru muda potensial untuk mau mengambil kesempatan dalam pemilihan guru teladan tingkat Kabupaten Situbondo, yang selama ini didominasi oleh guru SMA Negeri saja. Saya sendiri aktif kegiatan paguyuban kepala SMP,SMA Negeri se Kabupaten Situbondo. Lalu ikut mewarnai dalam pembentukan panitia pemllihan dan system pemilihan guru teladan mirip Talence scouting. Lalu mengadakan pemilihan calon guru teladan tingkat SMK Negeri sendiri, Guru terbaiknya berdasarkan hasil seleksi terbuka (Bu Dra. Kumudawati) didaftarkan mengikuti pemilihan guru teladan Kabupaten Situbondo untuk pertama kalinya dan alhamdulillah kemudian terpilih menjadi Guru terbaik 1 guru SLTA tk kab. Situbondo. Pada kesempatan berikutnya akan dikirim mewakili Situbondo ke tingkat Jawa timur. Siapa tahu nantinya jejak yang kurintis ini merhasil menjadi kepala sekolah potensial secara nasional.
Jam-jam kosong saya sempatkan untuk mengisi dikelas memberikan motivasi tentang Visi misi sekolah yang baru, perubahan mainsed siswa, “tentang perubahan jaman, siapa yang tidak mau berubah akan terlindas oleh roda kemajuan jaman atau dunia” Materi yang sama juga saya
sampaikan untuk guru-guru dan karyawan.
Beberapa teman guru yang mengajukan pindah ingin bekerja kumpul dengan keluarga, saya setujui, lolos butuh segera saya tanda tangani. Karena saya merasakan tidak nyamannya bekerja pisah dengan keluarga. Demi kebahagiaan keluarga sebaiknya memang hidup serumah dengan keluarga. Tentang kekurangan tebaga guru PNS nanti kalau memang diperlukan bisa diisi oleh GTT yang berkeinginan mengajar di SMKN 1 Panji Situbondo.
Guru dan karyawan kuajak silaturahim, studi banding, dan bermain Tenis lapangan, ke SMKN Kraksaan yang telah lebih dahulu mendapat sentuhan kepala sekolah hasil jebolan Talence scouting (Bapak Drs Hasan Panti)
Belum banyak yang saya lakukan untuk SMK Negeri Situbondo, baru sebatas perubahan mindset (pola pikir) guru siswa dan karyawan sekolah untuk melangkah kedepan, menjadi SMK Negeri yang maju dan lulusannya bisa bekerja sebagai karyawan atau berwira usaha. Untuk itu pembelajaran harus lebih mengedepankan Praktel 70% dan teori 30%, dan mengembangkan budaya wirausaha seluruh warga sekolahnya.
3.4. Konfliq Keluarga.
Awal pindah tugas di Situbondo, setiap hari aku laju dari Kraksaan – Situbondo PP. Terkadang naik bus umum kadang bawa mobil sendiri. Keluarga tetap tinggal di Kraksaan. beberapa bulan kemudian rasanya capek. Lalu Mas Yudhi saudara sepupu saya, putra pak dhe kakak kandungnya ibu, menawarkan tumpangan tinggal dirumahnya. Rumah beliau di jalan cipto gang rambutan kelurahan mimbaan. Lumayanlah setelah dirumah beliau saya bisa pulang eminggu sekali setiap hari sabtu, senin pagi kembali lagi ke Situbondo. Sekali-kali bila awal bulan istri datang ke Situbondo ada kepentingan rapat Dharma Wanita di Dinas pendidikan atau disekolah. Kalau tidak berniat menginap Riris dan Lina diajak serta, atau sekali-kali hanya Riris yang diajak. Kalau berniat menginap sekali-sekli, hanya sendirian tidak mengajak anak-anak.
Karena sering ditinggal ke Situbondo oleh ibunya Lina, simbahnya kurang ketat mengawasi anak-anak. Lina yang waktu itu sudah kelas III SD, membuat ulah sering tidak mau makan dirumah. Mulai dari sinilah sumbernya konfliq. Palik adik kandung ibu mertua yang seorang polisi itu, diam-diam menyelidiki, mengapa Lina anak saya sering tidak mau makan dirumah. Dilain fihak simbah sering kehilangan uang pensiunan yang ditaruh didompet di bawah bantal tempat tidur. Data lain Lina sering mentraktir teman-teman sekolahnya jajan di warung sekolah. Itulah sebabnya dia tidak makan dirumah. Simbah tidak menyangka kalau seperti itu kejadiannya. Dilapori oleh simbahnya seperti itu saya berpikir ini masalah serius, tidak bisa dianggap enteng.
Saya menjadi tidak tenang bekerja diluar kota dengan meninggalkan keluarga. Tindakan yang saya ambil harus memindahkan istri dan anak-anak kalau perlu dengan simbahnya sekalian ke Situbondo. Dengan rencana seperti itu, ruwang kantor SMKN 1 Panji di Jalan Basuki Rahmad, saya rubah menjadi rumah dinas. Ruwang guru gabung jadi satu dengan ruang TU, toh tenaga TUnya hanya satu, dua orang dengan pesuruh menghendel 6 kelas, kelas satu. Hanya satu minggu jadilah rumah dinas itu dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu, satu dapur, satu kamar mandi.
Ketika pulang ke Kraksaan saya sampaikan kepada keluarga bahwa minggu depan ini anak-anak dan ibunya anak akan akan saya ajak pindah ke Situbondo. Kalau ibu (mertua) bersedia monggo sekalian semua pindah. Tetapi rupanya ibu mertua tetap seperti pendirian semula tidak mau pindah alasannya sudah tua ingin mati disini seperti amanah almarhum Pak Said suaminya. Okey tidak masalah, nanti kita yang setiap sabtu pulang ke Kraksaan. Kamipun pindah ke Rumah dinas sederhana di SMKN 1 Panji Situbondo. Untuk sementara aman, tenang, masalah Lina teratasi. Lina saya daftarkan di SDN Mimbaan 2 kelas 5, dekat rumah dinas itu. Sementara Riris adiknya di daftarkan di TK ABA (TK MUhammaddiyah) dekat dengan rumah dinas juga. Saya agak tenang karena ibu mertua saya titipkan paklik N adiknya Ibu yang disemampir kulon dan bulik S yang berdomisili di desa Bulu. Pak lik N mengatakan jangan kawatir, kalau mau ibu akan diajak kerumah semampir kulon saja.
Suatu hari paklik N mengatakan pada saya, “saya tidak mau ijin, tetapi saya memberi tahu bahwa rumah ibu ini saya beli. Paklik sudah menjual rumah yang di semampir kulon. Lalu paklik sekeluarga tinggal dirumah ini merawat ibu” Secara sepontan saya menjawab “meniko lankung prayogi, dados dalem kalian dik Effi (istri saya) langkung tenang.” Menanggapi masalah yang tiba-tiba ini sebetulnya dalam hati saya kurang pas. Tetapi ya sudahlah, mungkin ibu mertua tidak bersedia diajak ke semampir kulon. Saya hanya pasrah dan ikhlas kalau itu yang dikehendaki, semoga semuanya menjadi lebih baik.
Saya pikir masalah sudah selesai, eh ternyata masih berkelanjutan. Beberapa bulan kemudian saya bertemu Bulik N istrinya paklik N, dan putrinya di Bus saat perjalanan ke Surabaya. Sebelum Kraksaan, setelah berbasa basi, mereka mengatakan bahwa saya tidak bertanggungjawab. Menelantarkan orang tua begitu saja di Kraksaan. Sampean enak hidup tenang di Situbondo, kami yang di Kraksaan berantakan semua.” Suara bulik dan putrinya yang berbesik itu terdengar seperti geledek, tetapi karena ini di Bus, saya tidak mananggapi supaya tidak ramai. Saya hanya tanya inginnya bagaimana? “Urusono ibumu” jawabnya sengol. “Nggih” jawabku pendek. Mereka pamit turun di Kraksaan, saya melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Berbagai analisa memenuhi otak, pepatah mengatakan “otak boleh panas tetapi hati harus tetap dingin.” Di bus itu saya masih sabar, masih tenang agar tidak menjadi perhatian orang banyak.
Pada hari minggu saya minggunya ke Kraksaan, saya rayu ibu, agar mau saya ajak ke Situbondo saja. Dengan alasan cucu-cucunya sangat berharap simbahnya ikut di Situbondo. Riris dan Lina selalu saja mengatakan Kapan embah ke Situbondo. Masalah keinginan ibu meninggal dan dikubur di Kraksaan, saya janji bila waktunya tiba, saya akan antarkan ibu ke Kraksaan di makamkan di sebelah makam ayah (mertua). Kalau ibu tidak mau ikut pindah biar saya mundur dari pekerjaan sebagai Kepala sekolah di Situbondo dan pulang saja ke Kraksaan menjadi guru biasa. Akhirnya Ibu sanggup ikut ke Situbondo. Legalah sudah hati saya, apapun itu saya tidak ada dendam terhadap keluarga paklik, saya serahkan pada scenario Allah saja. Dalam masalah ini saya tidak menyinggung sama sekali bahwa sebenarnya keinginan buliklah yang menjadi pemicunya. Paklik tidak pernah tahu masalah ini. Perkiraan saya telah terjadi konfliq dikeluarga Paklik sendiri dengan di rawatnya ibu oleh paklik. Lalu kamilah yang jadi tumpuan kemarahan Bulik dan anak perempuannya. Alhamdulillah konfliq sudah teratasi sekarang.
3.5. Tahun 2000.
Apa yang saya lakukan untuk SMKN 1 Situbondo hanya mencoba merubah mindset warga
sekolah dan sedikit memberi warna beda dibidang fisik agar lebih semarak. Tetapi saya merasa bahagia, karena saya merasakan irama kerja mulai bisa berjalan seperti apa yang inginkan. Saya mengumpamakan sambil baca koran atau sambil tidur saja sekolah ini sudah berjalan menuju kearah kemajuan menuju terwujudnya visi misi sekolah.
Itulah yang kemudian membuatku terkejut, ketika Bidang dikmenjur tiba-tiba menyuruhku mengikuti pelantikan kebali. Saya bertanya apa kesalah saya kok disuruh pelantikan lagi padahal saya baru saja dilantik menjadi Kepala SMKN 1 Panji Situbondo. Baru dua tahun saya di Situbondo. Jawaban dari Surabaya mengatakan tidak ada kesalahan justru saya dibilang berprestasi maka harus dipindah. Dari mana bisa dilihat prestasi saya yang baru dua tahun disini. Sudahlah ikut saja ini karena kebutuhan Dinas.
Berdasarkan Surat keputusan Menteri Pendidikan tanggal 15 April 2000, Saya baru tahu kalau saya dilantik menjadi Kepala SMKN 1 Jember menggantikan pak Sardjono. Lalu kuteringat perjalanan karie pak Hasan Panti yang juga hanya sebentar di SMK Kraksaan tetapi cukup membuat simpati warganya karena dalam waktu yang singkat itu mampu membuat perubahan. lalu beliau dipindah ke Lumajang. Apakah saya juga seperti itu, entahlah yang jelas Pengembaraan singkat saya di SMK Negeri 1 Panji terasa manis dan indah membahagiakan. Tidak ada gading yang tak retak, disamping manis tentu saja ada yang terasa pahit itu sudah biasa tidak mungkin membahagiakan atau memuaskan semua orang. Peristiwa itu kuabadikan dalam sebuah puisi sebagai berikut.
KAMPUS BIRU (Ano 1998-2000)
OLEH SUNYOTO
Dikampus biru 98-2000 terjadi
pengembaraan pertama
kutawarkan geliat berbagai aroma
beda dari yang ada
Pertama kusentuh halus fisikmu
dengan warna baru, putih hijau biru
membuat suasana baru
Kugunting sebagian permadani
hijau rumput alami dihalaman depan
dan samping kiri mu
berganti beludru paving menahan becek
dikala hujan tiba.
Musholla bertangga masuk setengah bulat telur
anggun ditengah berjajarnya gedung gedung
dihuni selaksa siswa menuntut ilmu
kembangkan raga dan nalar
bersama mentari
semakin bersinar
Dua tahun sudah
Tekat bulat untuk berubah
Aslinya kutulis tahun 1998 awal bertugas di SMK Negeri 1 Panji Situbondo. Singkat sekali disana, 1998-2000 |
|
TAK MENGIRA
Begitu singkat bersama
kala senang-senangnya bercanda
Segenggam kenangan manis akan tertinggal disini
Aku hanyalah seorang abdi
tak kuasa menata diri
ketika disana tugas menanti
akupun harus pergi.
|
o
Komentar
Posting Komentar