36 TH BERKARIR DI PENDIDIKAN (BAB II LANGKAH KARIR DI SMEA NEGERI 1 KRAKSAAN)
BAB II
LANGKAH
KARIR DI KOTA KECIL KRAKSAAN
2.1. Menginjakkan
kaki di kota Kecil Kraksaan.
Pertengahan tahun 1981, saya
menginjakkan kaki untuk pertama kali di Kota Kecil Kraksaan. Sesungguhnya
hatiku belum merasa mantap untuk menjadi guru, tetapi karena Sk sudah ditangan,
tempat sudah ditentukan, orang tua didesa terutama ibu, sudah merasa senang dan
mungkin berharap banyak, agar aku segera mentas atau mandiri kemudian bisa
membantu mengangkat adik-adik ku, maka mau tidak mau, suka tidak suka HARUS
kujalani karirku sebagai guru.
Aku lupa tanggalnya setelah naik bis
Akas dari Surabaya dengan tujuan kraksaan, aku turun di Alon-alon Kraksaan. Tas
kecil berwarna biru, yang berisi surat keputusan dan baju satu stel kucangklong
dipundak kiri. Jam menunjukkan 11.00, Assalamu alaikum Kota Kraksaan, aku
datang untuk tujuan baik, menjadi guru SMEA Negeri disini, gumamku sendirian.
Udara terasa panas menyengat, maklum karena ini adalah daerah pantai. Sejenak
aku bingung akan kemana arah kutuju tetapi yang jelas ke SMEA Negeri Kraksaan.
Kulepas pandangan kesekitarku. Sebagai kota kecamatan ada kesan lumayan ramai.
Jalanan beraspal halus cukup lebar namun belum ada trotoarnya. Kendaraan sepeda
motor, sepedah biasa, becak, bus, truk, orang berjalan kaki. dokar, cikar dan
ada kereta api uap berbahan bakar kayu dari Situbondo menuju Probolinggo, baru
saja lewat membawa sedikit penumpang para pedagang. Diseberang alun-alun ada
kantor polisi sektor Kecamatan Kraksaan, begitulah sekilas pandang kota kecil
ini.
Kawatir SMEA Negeri Kantornya tutup,
karena saat itu waktunya ajaran baru semester genab, maka segera kupanggil
becak. Ke SMEA Negeri Kraksaan sampean tahu pak?. Si tukang becak langsung
bilang “ya toreh”. Aku tahu sedikit bahasa Madura dari Syakur tetanggaku ketika
masa kuliah di Surabaya, maksudnya mari silakan. Aku tidak menawar, langsung
naik becak itu menuju tempat yang dituju. Hanya kurang lebih sepuluh menit
sudah sampai. Kulihat papan nama sekolah, disebelah kanan teras yang tiangnya
segi empat lumayan besar itu, benar disini tempatnya. Dari teras depan itu
kelihatan sepi, hanya kelihatan beberapa siswa siswi, dan dua orang guru sedang
berbicara didepan suatu ruangan. Aku segera masuk menemui bapak ibu guru itu
menanyaka ruang kepala sekolah. Aku mengucap terima kasih setelah mereka
menunjuk suatu ruang tertentu dekat pintu gerbang masuk setelah teras itu.
Pintu ruang tidak ditutup, diatas
pintu ruang ada tulisan R. TATA USAHA. saya masuk sambil mengatakan permisi
terus menemui salah seorang pegawai TU dan mengatakan maksud kedatanganku. Aku
segera masuk ke ruang kepala sekolah yang letaknya satu ruang dengan ruang TU
hanya tersekat tembok. Seorang bapak berkaca mata plus minus berambut putih
duduk di kursi kepala sekolah. Dimeja cukup lebar diplitur coklat tua mengkilat
ada beberapa tumpukan buku dan alat tulis, telepon, dan tulisan Kepala Sekolah
pada sepotong marmer bentuk segi tiga. Sambil masih mencangklong tas kecilku,
aku menyapa
“selamat siang pak”.
saya memberi salam
“Siang, mari
silahkan duduk” jawab kepala sekolah dengan ramah. Aku duduk di kursi tamu didepan
meja kepala sekolah itu.
Singkatnya, setelah secara resmi aku
di terima maka kamipun saling berbincang panjang lebar tentang jati diri kami
masing-masing, kondisi sekolah, guru-gurunya, siswanya, dan masih banyak lagi.
Lalu saya bertanya
“Kapan saya mulai
bekerja disini pak ?”
“Ya mulai besok
pagi” jawabnya
“Maaf pak kalau bisa
ajaran baru saja, karena saya masih mengajar disekolah swasta di Dongko, kab
Trenggalek, dan saya hanya membawa satu stel pakian, saya mohon
kebijaksanaan bapak” aku memberi penjelasan.
“Okey, saya beri
kesempatan sampai pelajaran semester genab
aktif kembali, paling lama satu minggu mulai dari sekarang. Karena SK
nya per 1 Mei 1981 seharusnya anda sudah mulai bertugas, dan berarti per
tanggal bulan itu anda sudah dibayar oleh Negara.” jawab pak Kepala Sekolah.
“Terima kasih atas kebijaksanaan bapak, saya mohon maaf sudah mengganggu kesibukan panjenengan, permisi pak “ saya segera mohon pamit, bersalaman dengan pak Toyiban, kepala sekolah. Diruang TU sudah di tunggu oleh pak Kepala TU yang ternyata bernama pak Poernomo. dan ibu-ibu karyawati bu Narti dan bu Zaenab.
Alhamdulillah kesan pertama diruangan itu mereka semua sangat ramah dan familier. Keluar dari ruang TU seorang guru gemuk agak pendek langsung mengulurkan tangan minta bersalaman, kamipun bersalaman dengan penuh keramahan. Keluar dari ruang TU sudah ditunggu oleh beberapa guru. Mungkin mereka nguping pembicaraan kami atau mungkin dapat info dari pak Poer KTU, bahwa aku adalah calon guru baru berstatus PNS , disini rupanya mereka menyambut gembira. Kami bersalaman dengan Pak Mahfud, pak M Halil, pak Sudarto, dan pak Kahar Kusmin. Saling berkenalan, eh ternyata pak M Halil itu adalah mantan kepala SMA Dharma Siswa yang dinegerikan kemudian menjadi SMEA Negeri itu. Kemudian pak Sudarto adalah guru GTT, Pak Kahar Kusmin adalah GTT mantan guru SMA Dharma Siswa, pak Mahfud adalah asli dari Watulimo Trenggalek. Kami menyempatkan berbincang sedikit dengan mereka tentang cuplikan sejarah SMEA Negeri Kaksaan.
Pak Mahfud mengajak mampir kerumahnya, disemampir Kraksaan jalan Kamboja gang 1. Aku berkenalan dengan istri beliau bu Narti mengajar di SMEAN bidang pelajaran Ilmu penjualan dan marketing. Saat itu beliau sedang cuti melahirkan putri pertamanya. Mugkin setelah ajaran baru nanti dia berhenti mengajar di SMEA Negeri karena pelajaran yang diampu kurang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Beliau ingin fokus di SMA Negeri saja materinya mengajarnya pas dengan kemampuan pendidikannya.
Habis berbincang santai lalu disuguh
makan siang, tidak terasa waktu menunjukkan jam 16.00, lalu saya minta tolong pada
pak Mahfud, untuk dicarikan kos-kosan kamar untuk ku. Aku berpamitan akan
pulang ke trenggalek, akan tetapi pak Mahfud menahanku untuk menginap semalam
karena waktunya sudah sore, nanti kesulitan mencari kendaraan ke Dongkonya. Aku
setuju saja karena pada dasarnya ku punya waktu longgar. Pada malam itu pak
Mahfud sempat mengajakku kerumah tetangga depan rumah, yaitu di rumah Bu Mardi.
Pak Mahfuf lebih banyak mengambil inisiatip memperkenalkanku dan bercerita basa
basi kesana kemari. Intinya mohon agar diperkenankannya saya nderek Kos disini.
Bu Mardi setuju hanya kos kamar saja. Untuk makannya bu Mardi tidak sanggup
karena sibuk menjahit. Aku setuju urusan makan gampang bisa makan di warung
saja.
Sehabis mandi pagi, aku isi bak mandi dengan menimba air sumur. Seorang gadis manis bertubuh mungil berkulit sawo matang keluar dari rumah tetangga sebelah, berdandan rapi, mengeluarkan sepedah jengki biru. Rambutnya hitam keriting di kuncir ekor kuda. Sepintas kami bertatap pandang, aku tersenyum diapun tersenyum lalu dia mengayuh sepedanya pelan-pelan keluar dari halaman rumahnya. Aku memandang sampai dia menghilang, lalu kulanjutkan mengisi bak mandi menambah beberapa timba lagi. lalu selesai. Sambil ganti pakaian dikamar pak Mahfud, selintas KU bertanya dalam hati, siapa gadis itu. Tetapi pikiran lebih fokus rencana segera pulang ke Trenggalek.
2.2. Mohon pamit kepada SMP 45
Dongko.
Sepulang dari Kraksaan kuceritakan
kepada Ibu dan Bapak pengaladan gadis putri tetanggaman sehari di Kraksaan
secara lengkap, kecuali cerita menimba air disumur. Dua minggu lagi setelah
selesai ujian aku harus sudah kembali kembali Ke kraksaan mulai bertugas.
Waktu yang sempit itu kumanfaatkan untuk
menyelasaikan pekerjan benah-benah rumah yang belum tuntas, selebihnya
berpamitan dengan Warga SMP 45 Dongko. Pertama kepada Kepala Sekolah
kusampaikan terima kasih telah memberi kesempatan menangguk pengalaman menjadi
guru. Mohon maaf karena hanya sebentar mengajar disini sehingga merepotkan
bapak mengatur kembali jadwal mengajar anak-anak. Kepada guru-guru, dan pegawai
tata usaha saya mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf yang setulusnya.
Kepada para siswa dengan terharu saya sampaikan permasalahan yang terjadi
sebenarnya. Para siswa juga merasa kehilangan, tetapi mereka iklash melepasku
dengan mengucap “selamat jalan semoga sukses ditempat baru, pertemuan sekejap
dengan bapak sungguh berarti membuka cakrawala kami” Terima kasih muridku
sungguh akupun merasa bangga diberi kesempatan bertemu kalian walau hanya
sekejap, semua itu menjadikan tekad kerasku untuk berjuang lebih keras di
tempat baru nanti. Kami saling bersalaman dengan siswa kelas dua yang jumlahnya
hanya 19 orang itu sebagai tanda perpisahan.
2.3. Berkarir di SMEA Negeri
Kraksaan.
Periode
1981-1985.
Kepala SMEAN
Kraksaan periode itu adalah Bapak Toyiban BBA sebagai Kepala sekolah pertama. Hubungan saya
dengan beliau dan keluarganya, berjalan sangat baik dan familier. Dalam banyak
hal beliau sangat mendukung pengembangan Karir saya. Sejak memulai karir sebagai
guru PNS per 1/1/1981, pendidikan terakir Sajana Muda IKIP, maka golongan
pangkat hanyalah golongan II/b. Berstatus pegawai negeri percobaan, gaji pokok
80% sebesar Rp 21.580,00 dengan tunjangan lain-lain yah sekitar kurang dari Rp
30.000, gaji yang saya terima tiap bulan. Tetapi saya merasa enjoy-enjoy saja
khususnya dibidang pekerjaan, karena Pak Toyiban Kepala SMEA Negeri itu berperan
sebagai bapak yang mengajari, membimbing banyak hal dalam kedinasan. Sebenarnya
SK saya tertulis mengajar di SMEA Negeri Blitar, tetapi saya ditolak oleh
Kepala SMEA Negeri Blitar. Alasan penolakan pertama guru jurusan Ekonomi
Perusahaan atau sejenisnya sudah banyak di SMEAN Blitar. Alasan kedua
penampilan tidak meyakinkan untuk menjadi guru, karena pada waktu menghadap
kepala sekolah rambutku masih panjang sepundak, celana jean butut, baju lengan
panjang digulung sampai kesiku, badan kurus kerempeng. Memang waktu itu jiwa lagi
fokus dibidang teatre, jadi lebih seperti seniman, ketimbang seperti seorang
guru. Saya menerima penolakan itu dengan ikhlas, asal ada surat penolakan ke
Dinas Pendidikan Jawa Timur, untuk bukti fisik bahwa saya sudah menghadap
kepala sekolah SMEA Negeri Blitar.
Dengan bekal surat
dari Kepala SMEAN Blitar, saya kembali ke Bidang Dikmenjur Dinas Pendidikan
jawa Timur. Saya mohon dengan hormat, agar sebaiknya ditempatkan di SMEAN yang
lain saja. Kemudian pak Muchid pejabat Bidang Dikmenjur itu memberi opsi di
SMEAN Bangkalan Madura atau di SMEAN Kraksaan Probolinggo keduanya sama-sama
Sekolah baru dan masih banyak membutuhkan guru PNS. Saya memilih di SMEAN
Kraksaan alasannya setidaknya masih diwilayah Jawa, walau sebagian besar
penduduknya suku Madura.
Kemudian Saya
diperintahkan untuk segera menghadap Kepala SMEAN Kraksaan. Bapak Toyiban BBA menerima saya dengan senang hati
walau penampilan saya masih sama dengan ketika menghadap kepala SMEAN Blitar.
Alhamdulillah saya suka, beliau yakin dengan akhlak dan kemampuan saya, tidak
hanya melihat penampilan.
+++
Bertugas menjadi Guru PNS, bekerja di SMEAN Kraksaan, tetapi sementara gaji tetap di SMEA Negeri Blitar, berarti setiap bulan mengambil gaji ke SMEAN Blitar. Per 1/4/1981 selain mengajar, saya ditetapkan sebagai Bendahara SMEAN Kraksaan. Ini merupakan kesempatan mendapatkan ilmu baru mengelola keuangan sekolah yang berasal dari pemerintah. Sungguh saya memendam rasa, hutang budi kepada saudara-saudaraku, tetapi setidaknya saya tak boleh merepotkan orang tua. Suatu saat harus bisa cari uang tambahan dengan mengajar disekolah swasta lain, agar bisa bantu-bantu biaya sekolah adik-adik. Untuk mencari tambahan penghasilan, saya melamar dan diterima menjadi Guru Honorer di Madrasah Tsanawiyah Kraksaan. dan SMA PGRI Kraksaan. Sejak itu saya bisa membantu sebagian biaya kuliah Adik yang kuliah di ABA Malang. Alhamdulillah per 1 April 1982 saya diangkat menjadi Pegawai Negeri sipil penuh dengan pangkat Pengatur muda tk I, golongan II/b dengan gaji pokok Rp 26.900,00 ditambah tunjangan lain-lain gajiku menjadi Rp 30.000 lebih sedikit. Per 1/7/1982 terbit Sk penetapan saya pindah tugas di SMEA Negeri Kraksaan. Dengan demikian sejak itu gajiku sudah dapat diambil di SMEAN Kraksaan. Sayang adik saya yang kuliah di ABA tahun 1982 berhenti ditingkat dua, karena melamar kerja dan tahun 1983 diterima bekerja di Petro Kimia Gresik. Dengan tambahan satu adik lagi sudah bekerja, maka kakak pertamaku mengurangi kuota bantuan untuk biaya sekolah adik-adik, karena harus lebih fokus terhadap keluarganya sendiri yang sudah punya istri dan anak-anak. Satu lagi adik perempuan kuliah IKIP Negeri Surabaya kami bantu sampai dia lulus Sarjana (S1) Akuntansi. Kemudian ketika Adik bungsu sekolah di SAA (Sekolah Asisten Apoteker) Kediri bantuan biaya sekolahnya di gotong bareng-bareng. Kemudian saya menikah kemudian mengurangi bantuan biaya untuk adik-adik, karena harus fokus untuk keluargaku sendiri.
Tahun 1982/1983 beberapa teman guru baru datang ke SMEAN Kraksaan, Pak Tawi PNS dari Tanggul, Bu Yuni Yekti Mumpuni asli dari Blitar sudah PNS, Bu Sri Utami asli Jombang masih GTT, Pak Teguh Suasono masih GTT, pak Lugito PNS dari Mataram. Dengan hadirnya teman guru baru ini Kemudian Guru di SMEAN Kraksaan lebih lengkap. Bila sebelumnya saya punya beban berat untuk ikut memajukan SMEAN Kraksaan karena saya satu-satunya guru PNS selain Kepala Sekolah, kini menjadi lebih ringan. SMEAN Kraksaan menjadi lebih maju muridnya lebih banyak, jumlah kelasnya lebih banyak. Bidang seni dan olah raga menjadi dan ya tarik SMEAN Kraksaan. Saya dan bu Yuni menjadi creator dan motivator, pak Teguh dan bu Sri utami sebagai motivator bagi para siswa. Pada saat perpisahan siswa kelas III, karnaval 17 agustusan menjadi ajang penampilan seni.
+++
Diatas sudah saya ceritakan bahwa saya akhirnya kos kamar di Rumah bu Mardi depan k rumah kontrakan pak Mahfud. Saya makan dirumah bu Diran dekat rumahnya mas Poernomo KTU. bersama beberapa teman yang kos makan disana juga. Awalnya kondisi kos makan dan Tidur berjauhan tidak masalah karena ada sepeda motor. Tetapi ketika musim hujan, menjadi masalah. Apalagi kalau badan capek, malas mau makan masih harus keluar agak jauh. Rupanya bu Mardi ibu kosku diam-diam memperhatikan bahwa saya sering tidak makan di bu Diran. Lalu atas inisiatif bu Mardi sendiri, meminta kepada keluarga bu Said yang serumah hanya dengan putri satu-satunya dan dua anak kos siswa SMEAN Kraksaan, dapat menerima kos makan buat saya. Rupanya sudah skenario Alloh SWT, saya kos makan dirumah bu Said. Witing Tresno jalaran soko kulino, setiap hari, pagi siang, malam saling bertemu sapa, maka kami akrap dan akhirnya saling jatuh ciinta. Pada Tahun 1983 saya menikah dengan Effi Alfiah, putri Bapak ibu Moch. Said, tetangga pak Mahfud. Dia adalah lulusan SMA Negeri Kraksaan dan tidak mengira ternyata dia adalah gadis yang dulu pernah kusapa ketika menimba air mengisi bak mandinya pak Mahfud ketika pertama datang di Kraksaan adalah jodohku, penambah semangat kerjaku.
Rumah tangga kecil kami walau gajiku kecil ditambah hasil ngajar disekolah lain, kami sudah komitmen masih terus membantu biaya sekolah adikku. Alhamdulillah Bulan April 1985 saya naik pangkat Pengatur, Golongan/ruang II/c dengan gaji pokok Rp 83.000,00. sehingga lebih luaslah bernafas dalam membantu adik-adikku.
+++
Selama di SMEAN Kraksaan sejak tahun 1981 – 1985 hal-hal yang tidak kulupakan adalah Penolakan di SMEAN Blitar, dan saya berjanji dalam hati akan berusaha maksimal menjadi guru yang berprestasi, berusaha keras memajukan SMEAN Kraksaan untuk membalas sikap baik Bapak Toyiban selalu memotivasi dan mendukung kesuksesan dalam karir saya. Berbagai tugas apapun itu dari sekolah saya laksanakan semaksimal mungkin. Tahun 1982 Pak Toyiban mendirikan SMA PGRI Kraksaan menunjuk Pak Tawi menjadi Kepala sekolah pertama. Mendirikan Koperasi Kridha Karya saya ketua periode pertama. Kemudian tahun berikutnya 1983 pak Toyiban mendirikan SMEA PGRI Kraksaan, saya ditunjuk sebagai Kepala Sekolah pertamanya. Sekali lagi Pak Toyiban memberi kesempatan emas kepada saya untuk mengembangkan karier. Tidak mungkin hal sebesar itu dipercayakan kepada saya kalau beliau tidak yakin akan kemampuan saya untuk memimpin suatu sekolah.
Kenangan yang melekat pula ketika saya dan bu Yuni berkreasi menyiapkan tema teknologi dan
kelucuan kami bersama para siswa yang kreatif membuat replica pesawat terbang, dan Mrecing Band, yaitu Drambend menggunakan karanjang dan nyiru, tetapi penabuhnya siswi-siswi canti dengan pakaian modis mini. Ternyata suguhan kami itu mendapat sambutan luar biasa dari penonton di tepi-tepi jalan raya di Kraksaan. Kepala sekolah kami selalu mensuport dan mengapreasi ide-ide kami. Menurut kami Kepala sekolah kami itu ada unsurnya nyentrik, dan ndableg juga.
Kenyentrikan dan kendablegan beliau antara lain ketika beliau dirawat dirumah sakit waluyo Jati Kraksaan, ketika malam diam-diam keluar ruangan ngandok nasi goreng di plataran depan rumah sakit. Padahal pimpinan yang baik itu menderita penyakit Diabetes, jadi makan, minum harus diatur. Beberapa kali beliau masuk rumah sakit, sampai akhirnya Alloh swt, memanggil beliau untuk menghadapnya. Inna lillahi wainna illaihi rojiun, selamat jalan bapak. SMEAN Kraksaan berduka. In Syaa Allah kami akan melanjutkan perjuangan yang sudah dirintis beliau.
Perode 1985/1986 - 1994/1995
Bapak Muajin Adiwijono adalah pengganti bapak Toyiban BBA, sebagai kepala SMEA Negeri Kraksaan kedua. Beliau adalah kepala sekolah promosi dari guru SMEA Negeri Jember. Pada jaman kepemimpinan bapak Muajin Adiwijono saya tidak begitu pegang jabatan, selain memberi kesempatan kepada teman lain, karena saya sudah memegang jabatan Kepala SMEA PGRI Kraksaan. Kalau pagi sya fokus di SMEA Negeri, kalau siang/sore fokus di SMEA PGRI. Selain jadi guru biasa mengajar 24 jam bidang studi pemasaran, membantu berbagai kegiatan ekstra kurikuler di SMEA Negeri Kraksaan, sering bekerja bersama antara SMEA PGRI dan SMEAN Negeri dalam kegiatan ekstra kurikuler. Secara pribadi hubungan saya dengan bapak Muajin Adiwijono tidak masalah, tetapi kelihatan kurang begitu akrab karena saya harus menjaga jarak menghindari kecemburuan sosial beberapa teman guru. Beberapa guru yang dulunya GTT sudah banyak yang menjadi PNS, dan angkatanbarupun yang sudah bersk PNS juga berdatangan, misal pak Suroso dari Trenggalek, pak Sugeng Romadhoni dari Trenggalek, pak Subroto dari Tanggul, pak Suyono dari bojonegoro, pak Sofyan dari Surabaya, bu Marsini dari madiun bu Nanik Surabaya, bu Iriani Surabaya dan banyak lagi.
Pada jaman beliau, saya diberi tugas mengikuti beberapa Diklat Fungsional antara lain Diklat Bidang studi Pemasaran 24 Februari-25 Maret 1986 di PPPG Sawangan Bogor. Diklat Pengelolaan Program Studi Pemasaran 10-23 Desember 1990 di PPPG Sawangan Bogor. Diklat Manajemen PSS (Pendidikan Sekolah Seutuhnya) 21-29 Juni 1994 di VEDC Malang. Diklat Pengembangan Kurikulum 24-29 Juli 1995 oleh Kanwil Depdikbud Jatim, Pengembangan Kurikulum lanjutan 5-7 Desember 1995 oleh Kanwil Depdikbud Jatim. Saya merasa beberapa teman ada yang iri dan bersaing, dengan penugasan saya ini. Tetapi sungguh penunjukan itu sebagian besar karena tunjukan dari Pusat yang sifatnya merupakan Materi kelanjutan bukan karena saya minta. Dan kepala sekolah mengijinkan. Dengan diberi kesempatan ini semakin memperkaya pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola sekolah kejuruan.
Hoby saya memang di bidang seni peran (teatre), tetapi urusan seni yang lain saya juga suka. misalnya tari yang bertema cerita atau sendra tari, musik terutama band aliran POP, lukis kusalurkan ketika membuat asesoris dalam pameran, lomba gapura dan lainya.
Karya nyata kami Pertama dibidang Seni, kami guru-guru membentuk Group Band yang kemudian kami beri nama Teacher’s an His Gank. Anggotanya, Saya (GuruSMEAN/Kepala SMEA PGRI) memegang Drum, Pak Suroso (guru SMEA Negeri/PGRI) memegang Orgen/ Vokal, Pak Abdul Rofi (guru SMEA PGRI) memegang Bas Gitar, Pak Sentot (guru SMEA PGRI) memegang Melodi Gitar, M Hasan (Siswa SMEA Negeri) Gitar Pengiring/Vokal, Nanang (siswa SMEA Negeri) Vokal/Bas Cadangan, Lilis (siswa SMEAN) Vokal, Dini (siswa SMEA PGRI) Vokal, Retno (siswa SMEA Negeri Vokal. Band ini menjadi alat Promosi calon siswa SMEAN Negeri dan SMEA PGRI. Band kami mampu bersaing dengan The Brothers Krksaan yang duluan ngetop dikalangan muda Kraksaan. Beberapa siswa terpikat untuk menjadi Penyanyi di band ini dan kemudian menjadi penyanyi bayaran dengan kelompok Band atau Orkes Profesional. Kepercayaan diri kami para pemain membawa kami berani tampil di berbagai acara perpisahan sekolah, hiburan para tamu kepala SMEA Negeri se jawa Timur, tampil diberbagai acara pesta pengantin, sunatan, dan tampil di berbagai peringatan hari besar nasional.
Dibidang tari selain tampil diberbagai acara peringatan hari besar nasional, satu kali kami tampil menghibur para tamu wisata di Gunung Bromo berupa sajian sendra tari “Legenda cerita Gunung Bromo atau Joko Seger roro Anteng”
Dalam bidang Olah Raga, kami membawa juara umum Olimpiade guru-guru SMEAN Jawa Timur bagian Timur (Proboilinggo, Kraksaan, Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi, Jember, Lumajang). Saya bisa bermain dalam tim Volly Ball, Basket, Tenis meja, Tenis lapangan SMEA Negeri Kraksaan, yang kebetulan dipertandingkan di olympiade itu.
Dalam bidang Keindahan kami para guru utamanya saya dan pak Broto membuat taman cukup besar dihalaman belakang gedung SMEA Negeri Kraksaan dan memprakarsai lomba kelas membuat taman oleh para siswa didepan kelas masing-masing dalam rangka menyambut tamu kepala SMEA Negeri se Jawa Timur.
Dalam bidang pendidikan dan pengajaran saya pernah beberapa kali dikirim oleh sekolah untuk mengikuti diklat professional antara lain : tahun 1986 diklat bidang studi Pema saran 24 Pebruari – 25 Maret - 1986 di PPPGK Sawangan Bogor. Tanggal 10-23 Desember 1990 Pengelolaan Program Studi Pemasaran di PPPGK Sawangan Bogor. Tanggal 21-23 Desember 1994 pelatihan Manajemen PSS (Pendidikan Sekolah Seutuhnya), Tanggal 24-29 Juli 1995 dan 5-7 Desember 1995 diklat Pengembangan Kurikulum oleh Kanwil Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur. Sungguh beruntung. karena guru yang bisa dikirim hanyalah guru PNS, dan saya adalah satu-satunya guru PNS di SMEAN Kraksaan, lainnya masih GTT. Bila mengikuti Diklat saya serius dan fokus, karena saya sadar bahwa pangkat saya pasti akan tertinggal oleh teman-teman yang S1 begitu diangkat langsung III/a, saya Sarjana muda hanya II/b. Siapa tahu kelak akan ada manfaatnya untuk perkembangan karier saya. Mengingat GTT yang baru-baru semuanya berijasah S1, sedang saya berijasah Sarjana Muda.
Tahun 1993 menjadi Guru teladan Kab Probolinggo tingkat guru SLTA, Ada kesempatan diijinkan atau tepatnya ditugasi oleh kepala sekolah, mengikuti tes pemilihan guru teladan tingkat Kabupaten Probolinggo. Dari segi pengalaman kerja, dari segi hasil tes tertulis, dari segi performance, dari segi peserta tingkat SLTA yang jumlahnya tidak banyak maka akhirnya saya terpilih sebagai Rangking pertama Guru teladan tingkat SLTA. Lalu maju ketingkat Jawa Timur saya tidak berhasil karena, pertama ketika tes sedang berlangsung saya sakit demam, kupaksakan tetap ikut tes, kedua Ijasah terakhir saya rendah (Sarna Muda), Ketiga Karya tulis berupa buku (dicetak oleh Penerbit) saya belum punya, Keempat strategi dalam wawancara seharusnya saya banyak memberi informasi, tetapi saya justru menjawab yang sekiranya pewawancara tidak banyak bertanya, hal demikian merupakan strategi wawancara yang kurang menguntungkan. Firasat saya mengatakan Ya Allah, saya kemungkinan besar akan kalah, dan ternyata firasat itu benar.. Tetapi saya catat baik-baik berbagai kekurangan saya untuk diperbaiki. siapa tahu ada kesempatan kedua.
Periode 1995/1996 – 1996/1997
Bapak Drs. Soeprapto adalah Kepala SMEA Negeri Kraksaan ke tiga, pengganti bapak Muajin Adiwijono yang memasuki masa Pensiun. Beliau adalah Kepala sekolah promosi dari guru SMEA Negeri Malang. Pada masa beliau saya diberi kesempatan untuk mengikuti tes Talence scouting untuk calon Kepala sekolah SMK Negeri. Pada waktu itu pangkat saya Penata Muda Tk I Golongan/ruang III/b per 1 April 1994. dengan gaji pokok Rp 228.000,00 masa kerja menurut sk 11 tahun 03 bulan. Dalam tes ini factor yang unggul adalah masa kerja, Berbagai pengalaman kerja dengan bukti-bukti, Prestasi sebagai Guru teladan 1, tk Kabupaten Probolinggo. Factor yang tidak menguntungkan adalah Ijasah saya waktu itu masih Sarjana Muda, Pangkat saya masih III/b, hasil wawancara kurang memuaskan, saya masih berstatus Kepala SMEA PGRI Kraksaan. Kemudian hasil tes ternyata tidak masuk.
Pada masa kepemimpinan Bapak Suprapto, kami guru-guru, siswa, beberapa anak dari luar SMK Negeri pernah mengadakan latihan silat tenaga Dalam Margaluyu, dilatih oleh bapak Teguh Prabowo, tempat latihannya di sekolah. Karena halaman sekolah menjadi tidak rata setelah dipakai latihan maka dilarang oleh Pak Kepala Sekolah dan kemudian pindah latihan dirumah kami di semampir.
Saya tidak tahu persis, apakah Pak Prapto jebolan Talence scouting, namun dalam menerapkan kepemimpinannya sepertinya kurang bisa diterima oleh teman-teman guru. Mungkin teman-teman belum siap dengan konsep kepemimpinan beliau. Walau demikian saya tetap berterima kasih kepada Bapak Drs. Soeprapto yang telah memberi kesempatan mencoba tes talence scouting, walalupun kenyataan gagal. Mohon maaf bila saya telah mengecewakan bapak. Saya akan memperbaiki kekurangan saya dengan rajin mengajukan angka kredit. Hanya sekitar dua tahun beliau memimpin SMEA Negeri Kraksaan karena mutasi ke SMEA Negeri Kodya Probolinggo.
Periode 1996/1997 - 1997/1998
Bapak Drs Hasan Panti adalah Kepala SMK Negeri Kraksaan ke Empat, pengganti bapak Soeprapto yang dimutasi menjadi Kepala SMK Negeri Kodya Probolinggo. Beliau adalah Kepala sekolah promosi dari guru SMEA Negeri Jember, yang lulus talence scouting calon kepala SMK angkatan ke II se Indonesia. Pada tahun 1996/1997 nama SMEA ditetapkan oleh pemerintah pusat menjadi SMK. Dengan perubahan itu maka ada perubahan besar di SMEA. Misal dengan SMK maka jurusan yang dibuka bisa lebih variatif. Tidak seperti dulu hanya terbatas jurusan Tata buku, Sekretaris dan Pemasaran. System perekrutan Kepala sekolah melalui tes talence scouting. tidak lagi berdasarkan daftar urutan kepangkatan dan masa kerja sepert dulu. Pak Hasan Panti membawa dan menerapkan hal baru itu di SMK Negeri kraksaan. Menurut beliau sangat kreatif membuat hal-hal yang masih ketinggalan jaman menjadi sesuatu yang berbeda. Dalam waktu relative singkat beliau akrab dan menjadi tokoh pembaharu di SMK Negeri Kraksaan. Karena Saya juga kepala sekolah walau swasta, jadi saya merasa kagum dengan cara kepemimpinan beliau. saya merasa tertantang dan semangat untuk meningkatkan diri. lakukan Pertama adalah peningkatan pendidikan. Tahun 1996 Saya mulai kuliah di Perguruan Tinggi swasta STIA Bayuangga jurusan Administrasi Niaga. Setiap hari pulang mengajar dari SMEA PGRI, saya kuliah di Probolinggo pulang sampai rumah sekitar jam 21.00 malam. Kalau cuaca malam dan suasana hujan sangat menderita saya rasanya. Saya sering mengeluh dan membisikkan kata-kata kepada diri sendiri “Dulu pernah kuliah di UT tinggal kurang tiga mata kuliah (Bahasa Inggris, Matematika 1, Matematika 2) berkali kali ujian gagal. Apa yang kau cari Sunyoto ?” Ajaib seperti suplemen kata-kata itu selalu saya ucapkan ketika dalam perjalanan pulang malam dari kuliah, berubah menjadi energy penyemangat. Kalau saya mengeluh kepada istri selalu dia bilang “Allah mas guwak-guwak duwik kuliah-kuliah gagal, gagal dan gagal lagi” Kata-kata istri saya juga sering terngiang ditelinga, menantang saya kali ini harus lulus S1. Mata perkuliahan sudah selesai tinggal ujian skripsi terpaksa saya break dulu ikut tes talence scouting di Jawa timur.
Kedua mengikuti tes Talens scouting. Atas perintah Pak Hasan Panti, saya diminta mencoba lagi kesempatan kedua Tes Talens scouting calon kepala SMK. Sebenarnya saya sudah menolak dengan alasan saya saat ini sedang kuliah di STIA Bayuangga Probolinggo. Beliau meyakinkan saya, bahwa saya in syaa Allah bisa. Beliau meminjamkan buku-buku Materi diklat talence scouting yang pernah diikutinya dan banyak memberi masukan. Akhirnya saya mencoba juga ikut tes Talences scouting. Tidak tanggung tanggung 6 orang yang diusulkan ikut tes. Saya sendiri Sunyoto BA, Pak Drs.Suroso, Pak Lugito, BA, Pak Sudarto, BA, pak Drs.Suyono, pak Drs.Teguh Prabowo, Seleksi pertama tes administrasi, tes teori pengetahuan umum, dan tes psycologis, pak Teguh Prabowo dan pak Sudarto, gagal. Tes kedua wawancara oleh petugas dari PPPG Kesenian Yogyakarta, pak Suroso, pak Lugito, pak Suyono gagal. Saya akhirnya lanjut untuk mengikuti Tes Pendidikan dan pelatihan Calon Kepala SMK Tahap III (Talence scouting) di Yogyakarta, mulai 13 Oktober s/d 20 Desember 1997. Tes di Yogyakarta ini selama tiga bulan sungguh menguji ketahan fisik dan mental. Mata tataran dibagi 3 Kemampuan yaitu Kemampuan Umum ada 8 materi tatar, Kemampuan Khusus Kejuruan terdiri 10 materi tatar, Kemampuan Penunjang terdiri dari 4 materi tatar. Setiap habis Materi tatar langsung ujian begitu selama tiga bulan. Materi disampaikan mulai jam 05.00 senam pagi sampai jam 21.00 malam, masih harus menyiapkan materi pagi dan siap untuk ujian setiap habis materi. Kalau hari libur termasuk minggu rasa rindu keluarga di Kraksaan begitu mencekam. Menerima surat dan menerima telepon selalu ditunggu. Karena banyak peserta ada 26 orang maka lama pembicaraan dibatasi, jadi saya kalau sudah mendengar swara istri dan si kecil Lina anak saya, sudah puas rasanya. Kalau ingin cerita panjang lebar banyak kata, maka istri disuruh kirim surat. Kala itu belum ada HP. Dengan susah payah akhirnya kami dari serombongan dari Jawa Timur 6 orang (saya dari kraksaan, pak Sugeng dari Ponorogo, pak Haryanto dari Tulungagung, pak Marsudi dari Kediri, pak Suryanto dari Bojonegoro, bu Sunarti dari Jember) Alhamdulillah saya LULUS dengan predikat CUKUP dan menerima sertafikat per 10 Februari 1998. Sayang sekali ada satu tidak lulus karena beberapa sesie tidak bisa mengikuti teori dan ujian karena menderita sakit. Disela sela waktu itu saya sempatkan untuk Ujian skripsi dan alhamdulillah Lulus ujian lokal 1997, Ujian Negara 1998. Dan berhak menyandang gelar Sarja Sosial (S.Sos) Ilmu Administrasi Niaga.
Ketiga, Sepulang dari Yogyakarta, kami berenam diwajibkan mengikuti Pembinaan dan Seleksi Tenaga Potensial (PSTP) oleh Kanwil Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur tanggal 17-28 April 1998 dengan Materi Tes (1) Pengalaman Dan Latar Belakang Historis terdiri dari 8 materi, (2) Kesiapan Memegang Jabatan Pimpinan terdiri dari 9 materi.
Walau sebentar Pak Drs. Hasan Panti menjabat kepala SMK Negeri 1 Kraksaan,cukup banyak memberi jalan kepada saya untuk meniti karir berikutnya yang lebih baik. Kemudian beliau mutasi ke SMK Negeri Lumajang. Selamat jalan Pak Hasan semoga menjadi lebih sukses ditempat tugas yang baru.
Perode 1998/1999 - ......
Bapak Drs Moch Santoso adalah Kepala SMK Negeri Kraksaan ke Lima, pengganti bapak Drs. Hasan Panti. Beliau mutasi dari SMK Negeri Jombang. Hanya sebentar sekali saya menjadi guru dibawah pimpinan beliau. Karena terhitung 1 April 1998 saya ditunjuk oleh Kanwil Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur sebagai Plh Kepala SMK Negeri Panji Situbondo, menggantikan Bapak Drs Subari Hardjo S Plh SMK Negeri Panji Situbondo. Otomatis sejak tanggal itu saya meninggalkan SMK Negeri Kraksaan dan bertugas di Kab Situbondo. Karena statusnya masih Plh maka gaji dan segala sesuatu urusan administrasi kepegawaian masih di Kraksaan.
Saya lebih rajin mengajukan angka kredit untuk kenaikan pangkat. Per 1 April 1999 naik pangkat menjadi Penata Tingkat 1, golongan ruang III/d dengan gaji Rp 401.900, dengan masa kerja menurut sk 16 tahun, 03 bulan. Alhamdulillah pada 25 Mei 1999, saya di lantik menjadi Kepala SMK Negeri 1 Panji Situbondo dengan tunjangan setiap bulan Rp 145.000,00.
Dengan waktu yang sebentar itu saya bisa belajar tentang karakter Kepala sekolah yang ideal menurut beliau. Maafkan bila ada salah dalam tutur kata dan peri laku saya, selamat tinggal SMK Negeri/SMEA Negeri Kraksaan, banyak kenangan dan pengalaman berharga bayang suka duka, semuanya sangat-sangat berharga bagi diri saya untuk perjalanan karir selanjutnya.
2.4. Berkarir di SMK PGRI Kraksaan.
Ketika Bapak Toyiban BBA menjadi pengurus PGRI Cabang Kab Probolinggo Beliau mendirikan SMA PGRI Kraksaan lokasi di SD Kusuma Sidomukti tahun 1982 dengan Kepala sekolah pertama Bapak Drs. Tawi Supratiknyo guru SMEA Negeri Kraksaan. Kemudian pada tahun 1983 mendirikan SMEA PGRI Kraksaan berlokasi di SMEA Negeri Kraksaan tahun 1983. Sejak pertama berdiri saya yang ditunjuk oleh beliau, menjadi Kepala sekolahnya. Perjalanan SMEA PGRI Kraksaan Pertama dengan membuka 2 jurusan yaitu Tata Buku dan Pemasaran. masing-masing jurusan siswanya 1 kelas berisi 40 orang. Guru yang mengajar di SMEA PGRI Kraksaan, semuanya dari SMEA Negeri Kraksaan sesuai komitmen semula yaitu untuk membantu menambah pengahasilan Guru SMEA Negeri Kraksaan terutama yang masih GTT. Selain itu tentunya Pak Toyiban ingin sukses dalam tugas di organisasi PGRI juga.
Tahun 1983, 1984, tahun pertama, dan kedua ruangan teori yang digunakan adalah menggunakan ruang kelas milik SMEA Negeri atas ijin Bapak Toyiban. Sampai tahun kedua jumlah siswa kami menjadi 4 kelas. Tahun pertama Kantor Tata usaha, Kepala sekolah, ruang guru kumpul di ruang guru milik SMEA Negeri. Perlu diketahui bahwa SMEA Negeri seluruhnya masuk pagi hari. Pada tahun 1984 (tahun kedua) SMEA PGRI membangun Ruang kantor sendiri ukuran 4x6 meter. Kemudian tahun 1985 membangun 2 ruang kelas semi permanen ukuran 6x14 meter, ditanah milik SMEA Negeri yang menurut denah pembangunan SMEA Negeri kosong tidak ada bangunan disitu. Kami membuat pertanyataan bahwa bila sewaktu-waktu tanah itu diperlukan oleh SMEA Negeri maka kami akan bongkar bangunan itu, atau diserahkan tanpa kompensasi. Untuk membangun ruang kantor kami menarik uang gedung dan SPP dari siswa. Dan bekerjasama dengan pengurus BP3 SMEA PGRI Kraksaan.
SMEA Negeri menambah jumlah siswa dan Jurusan sehingga sebagian, siswa kelas satu masuk sore, maka sebagian ruang kelas dipakai oleh SMEA Negeri. Ketika itu murid SMEA PGRi Jumlah siswanya untuk dua jurusan 6 kelas. Dengan telah memiliki kelas sendiri dua ruang maka, siswa kelas satu menempati ruang milik sendiri, 4 Kelas yang lain menempat ruangan SMEA Negeri. Anak-anak dan guru yang belajar mengajar diruang ini sering mengeluh kepanasan. Perlu diketahui bahwa ruang itu beratap seng tentu agak panas. Jendela ruang itu depan belakang dari kawat Ram. Ukuran ruang 6x14 Meter, disekat menjadi dua ruang dengan pintu papan yang busa dibuka tutup. Selain berfungsi sebagai ruang kelas difungsikan juga sebagai tempat berbagai kegiatan SMEA PGRI Kraksaan,
Saya selaku Kepala Sekolah sebenarnya prihatin dengan segala keterbatasan kemampuan keuangan SMEA PGRI, ruang kelas yang masih ngampung di Negeri, maka kami selalu minta kepada seluruh warga SMEA PGRI harus benar-benar menjaga hubungan baik dengan warga SMEA Negeri, kepada siswa, kepada guru yang tidak mengajar di SMEA PGRI, kepada Kepala SMEA Negeri Pokoknya semua warga SMEA Negeri. Hubungan saya dengan Pak Muajin Adiwijono Kepala SMEA Negeri baik baik saja karena saya juga guru negri yang tidak melalikan tugas disana.
Untuk pelajaran praktek mengetik dasar dan praktek komputer SMEA PGRI dilaksanakan di lab milik Negeri dengan ikut berpartisipasi biaya pemeliharaan, perbaikan dan listrik. Tentang kepatuhan guru mengajar dan kedisiplinan siswa insya Allah tidak kalah dengan SMEA Negeri. Ekstra Kurikuler yang menonjol di SMEA PGRI Volly Ball putra putri, atletik, Sepak bola, Pramuka, seni musik, dan Tari. Dalam banyak kegiatan para siswa sering bersama dengan Negeri. Bahkan untuk lebih menarik calon siswa baru saya, pak Drs. Abd Rofi, pak Drs Suroso, pak Sentot SE, Patungan membeli seperangkat alat Band yang sudah tua untuk latihan anak-anak dan guru dari kantong sendiri. Bila akan tampil kami sewa alat-alat Band milik persewaan. Seperti diceritakan diatas bahwa band The Teachers and his Gang cukup dikenal di Kraksaan. Kalau mau latihan alat-alat dikeluarkan dari ruang kantor SMEA PGRI yang sempit itu, lama capek juga. Maka saya minta BP3 menambah bangunan sor-soran dibelakang ruang kantor untuk tempat latihan nusik dan tempat kursus mengetik.
Tahun 1987 kami mengajukan untuk diakreditisasi oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur, alhamdulillah hasilnya B. Semua hasilnya baik, dari Administrasi sekolah, adminstrasi pengajaran, mutu pendidikan, Pelaksanaan KBM, ekstra kurikuler, jumlah siswa, kelulusan. Kecuali tanah, gedung dan toilet sebagian besar milik Negeri. Selama masih menempati Negeri maka status tertinggi akreditasi adalah B. Kekompakan guru-guru TU dikomandani Pak Drs Abd. Rofi selaku wakasek kurikulum dan kesiswaan dalam menyiapkan segala sesuatunya, patut diacungi jempol.
Dari tahun 1983-1997 dengan keterbatasan tempat SMEA PGRI memiliki jumlah siswa paling banyak 360 orang dengan 3 jurusan dengan komposisi Akuntansi kelas 1-3 masing-masing 1 kelas, Jurusan Perdagangan kelas1-3 masing-masing 1 kelas, jurusan Sekretaris 3 kelas masing-masing 1 kelas Jadi jumlah semua 9 kelas. Prestasi yang pernah menjadi kebanggaanya adalah juara Volly Ball putra putri dan sepak bola juara dua se Kecamatan Kraksaan.
Masa saya menjadi kepala SMEA PGRI Kraksaan tahun 1983 sampai dengan 1997 banyak mengalami suka dan duka. Banyak suara-suara sumbang dari teman-teman Negeri ditujukan ke saya, karena berbagai hal misalnya saya lebih fokus di SMK PGRI padahal orangnya Negeri, saya terlalu lama jadi Kepala SMEA PGRI sekolah milik mbahnya tah. Sebenarnya saya sudah menyampaikan keluhan saya tentang hal ini minta pergantian kepada Ketua YPLP PGRI Kabupaten Probolinggo, tetapi selalu saja ditunda dan ditunda.
Alhamdulillah akhir tahun 1997 saya di tugasi oleh Pak Hasan Panti Kepala SMK Negeri untuk mengikuti Tes Calon Kepala SMK se Indonesia di jawa Timur. Bersama 6 orang guru SMK Negeri yang lain. Kebijakan beliau mengirim sekaligus 6 orang menurut saya sangat bijaksana karena menghindari kecemburuan sosial. Dan akhirnya, saya satu-satunya yang lolos untuk mengikuti Talence scouting babak terakhir selama 3 bulan di PPPGKesenian Yogyakarta. Tidak ada alasan lagi Kepala SMK PGRI tahun 1997 saya serahkan penuh kepada pak Drs. Abd Rofi, wakasek saya dan satu-satunya guru DPK di SMK PGRI Kraksaan, untuk diangkat menjadi Kepala SMK PGRI menggantikan saya.
+++++
Demikianlah perjalanan Karier saya selama di Kraksaan 1981-1997 (16 tahun). Begitu banyak pengalaman berharga, tidak hanya disekolah, dimasyarakat diluar sekolah, di instansi-instansi yang kami kenal, yang akhirnya mendasari perjalanan karier saya selanjutnya. Istri, anak-anak, mertua, yang sangat kucintai, menjadi penyemangat kerja saya.
Rasa kepuasan saya terpenuhi karena prinsip saya kerja adalah saya suka bekerja sebaik-baiknya, semaksimal saya bisa. Masalah uang in syaa Allah tidak terlalu menjadi pikiran saya, saya bersyukur saja atas rejeki yang diberikan Allah untuk kami sekeluarga.
Selamat tinggal Kraksaan kota kecil yang panas tetapi indah. Kenama kaki akan melangkah selanjutnya masih belum tahu hanya Allohlah yang mengatur scenario penghidupan kami sekeluarga selanjutnya. Kepada keluarga istri saya, anak-anak saya, mertua saya kukatakan nanti kita sewaktu-waktu akan pindah ke kota lain, mungkin kita semua sekeluarga, mungkin sebagian yang lain tetap disini.
+++++
Komentar
Posting Komentar